BNI Targetkan Penyaluran KUR Lebih Tinggi di Tahun 2016
BNI telah menyalurkan KUR Rp 1,7 triliun pada akhir 2014 dan Rp 3 triliun pada akhir 2015
Penulis: Sylke Febrina Laucereno
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menargetkan pertumbuhan kredit usaha rakyat (KUR) bisa lebih tinggi dibandingkan periode 2015.
Direktur Bisnis Banking I BNI Sutanto mengatakan, untuk mencapai penyaluran KUR 2016 ini perseroaan berencana menggandeng komunitas dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai linkage penyaluran.
“Dengan bunga yang lebih rendah yakni 9 persen maka penyaluran diharapkan akan semakin baik,” kata Sutanto di Jakarta, Jumat (8/1/2016).
BNI telah menyalurkan KUR Rp 1,7 triliun pada akhir 2014 dan Rp 3 triliun pada akhir 2015.
Sutanto mengungkapkan, penyaluran KUR BNI tidak hanya tumbuh dari sisi nominal kreditnya, namun juga mengalami peningkatan kualitas kredit yang ditandai dengan menurunnya Non Performing Loan (NPL).
Pada tahun 2015, BNI dapat menyalurkan KUR kepada lebih dari 12.200 debitur dengan nilai lebih dari Rp 3 triliun.
KUR tersebut terserap di seluruh wilayah di Indonesia.
Dia menjelaskan sektor-sektor utama yang menjadi sasaran penyaluran KUR BNI pada tahun 2015 adalah Sektor Perdagangan, Restoran, dan Hotel; Sektor Pertanian, Perkebunan, dan Sarana Pertanian; serta Sektor Industri Pengolahan. Penyaluran kredit ke sektor-sektor produktif meningkat.
"Salah satu contohnya adalah penyalurkan KUR ke sektor menufaktur atau pengolahan yang meningkat 113 persen,” ujarnya.
Hingga Desember 2015 Penyaluran KUR mikro Rp 15,8 miliar, sementara untuk KUR ritel Rp 3,02 triliun. Sementara untuk KUR penempatan TKI Rp 1,58 triliun dengan jumlah total Rp 3,04 triliun dengan realisasi capaian 95,13 persen. Jumlah debitur 12.236.
Realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) hingga 31 Desember 2015 mencapai Rp 22,7 triliun atau hanya 75,58 persen dari target yang dialokasikan pemerintah sebesar Rp 30 triliun.