Bisnis Industri Kemasan Makin Ciamik
Apalagi, selain konsumen, sektor makanan dan minuman menjadi tulang punggung bisnis kemasan di Indonesia.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Industri kemasan Indonesia nampaknya masih bisa mengantongi berkah atas pertumbuhan industri makanan dan minuman tahun ini.
Apalagi, selain konsumen, sektor makanan dan minuman menjadi tulang punggung bisnis kemasan di Indonesia.
Industri makanan dan minuman tahun ini diprediksi tumbuh 7,4%. "Kami tak khawatir industri ini melemah, justru semakin tumbuh," kata Dinna Afrianti, Corporate Secretary PT Dwi Jaya Kemasindo Tbk (DAJK) kepada KONTAN, Jumat (8/1) pekan lalu.
Menurut Dinna berdasarkan proyeksi Federasi Pengemasan Indonesia, pertumbuhan industri kemasan tahun ini bisa sebesar 8%. Salah satu penopangnya adalah ekspansi perusahaan kemasan.
Ekspansi ini untuk memenuhi lonjakan permintaan.
"Persaingan di bisnis ini semakin sengit, banyak industri berinovasi dengan produk baru sehingga permintaan kemasan meningakat," tambah Ariana Susanti, Direktur Eksekutif Federasi Pengemasan Indonesia, Jumat (8/01).
Sepanjang 2015 lalu, industri kemasan mengantongi penjualan bersih Rp 72 triliun atau cuma naik 2% dari penjualan bersih 2014 sebesar Rp 70 triliun. Padahal biasanya industri kemasan ini bisa tumbuh pada kisaran 9%-10% per tahun.
Ekspansi bisnis
Jika tahun ini industri kemasan diproyeksi tumbuh 8%, itu artinya tahun ini industri kemasan diperkirakan mengantongi penjualan sekitar Rp 77,7 triliun.
Salah satu pemicu kenaikan penjualan berasal dari permintaan industri makanan dan minuman.
Tengok saja permintaan kemasan dari DAJK yang berdatangan dari industri makanan dan minuman, salah satunya Nestle.
Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, manajemen DAJK pun memutuskan mencari perusahaan baru untuk mereka akuisisi. Khususnya untuk memproduksi kemasan kertas.
DAJK membeli 100% saham PT Interact Corpindo, yakni perusahaan penanaman modal asing yang berlokasi di Bekasi Jawa Barat.
Saham yang dibeli milik Infinite Blessing PTE LTD (96,16%), Lim Ko Phing 1,92% , lalu William Lesmana dan Lim Eveline (0,96%).