Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sylke Febrina Laucereno

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan masih mengalami tren pelemahan hingga akhir tahun.

Ekonom menilai tren pelemahan ini terjadi karena meningkatnya permintaan dolar AS akibat melebarnya current account deficit (CAD).

“Ekonomi mulai bergerak jika investasi jalan, jika ekonomi jalan maka impor juga akan jalan,” kata Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra di Jakarta, Selasa (26/1/2016)

Dia menyebutkan, nilai tukar hingga akhir tahun akan berada dikisaran 14 ribuan. “Prediksi kami akan menyentuh Rp 14.300 pada tengah tahun dan Rp 14.600 hingga akhir tahun, karena kondisi kondisi eksternal dan internal akan pengaruh,” ujarnya.

Namun, pelemahan tidak akan sebesar tahun-tahun sebelumnya dan pelemahan tidak akan separah Negara-negara lain. Dia menyebutkan maksimal depresiasi hanya 5 persen pada posisi akhir tahun.

“Pelemahan tidak akan terlalu tajam karena kami prediksikan juga kenaikan bunga The Federal Reserve (The Fed) akan terbatas,” kata Aldian.

Sejak pembukaan senin 25 Januari 2016, nilai tukar memang mengalami pelemahan. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS perdagangan senin tercatat Rp 13.861 per dolar AS minus 16 poin atau melemah tipis dibandingkan perdagangan akhir pekan lalu Rp 13.845 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin sore tercatat Rp 13.863 per dolar AS minus 18 poin atau 0,13 persen dibandingkan penutupan akhir pekan Rp 13.845 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan selasa tercatat Rp 13.911 per dolar AS minus 48 poin dibandingkan penutupan hari sebelumnya Rp 13.863 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS penutupan selasa sore tercatat Rp 13.885 per dolar AS minus 22,5 poin atau 0,16 persen dibandingkan perdagangan hari sebelumnya Rp 13.863 per dolar AS.