Pertamina Sepakat dengan Ahok untuk Hentikan Peredaran Premium di Jakarta
Jakarta di bagian pusat seharusnya tidak lagi menjual Premium
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mendukung langkah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk tidak lagi mengedarkan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium di Jakarta. Alasan utamanya, selain baik untuk bisnis Pertamina juga mengurangi polusi lingkungan dari RON 88 milik Premium.
Direktur Pemasaran PT Pertamina Ahmad Bambang menjelaskan, Jakarta di bagian pusat seharusnya tidak lagi menjual Premium. Sehingga hanya masyarakat di wilayah terluar ibukota saja yang bisa mendapatkan RON 88 tersebut.
"Ada kebijakan pemerintah dari Ahok, masyarakat pinggir saja pakai Premium, yang mampu pakai (BBM) lebih ramah lingkungan," ujar Ahmad di Komisi VII DPR Jakarta, Selasa (2/2/2016) malam.
Menurut Ahmad, Jakarta punya potensi untuk tidak bergantung kepada BBM jenis Premium. Hal ini dilihat dari data Pertamina, konsumsi Pertamax meningkat empat kali lipat di 2015.
"Dulu kita maunya masyarakat pindah dengan sendirinya, kami yakin terbukti di grafik kami bisa menjual Pertamax 4 kali lipat dari sebelumnya," kata Ahmad.
Ahmad menjelaskan jika Premium dihapuskan dari Jakarta, akan mengurangi impor 20 persen atau setara dengan 6 juta kiloliter. Pasalnya konsumsi Premium terbesar ada di ibukota.
"Jakarta paling besar konsumsinya. Lebih dari 20 persen, kalau berkurang enak banget," kata Ahmad.
Ahmad menambahkan hal yang menjadi risiko ke depan adalah persaingan BBM di kelas RON 92. Menurut Ahmad jika Premium dihapus, para pemain migas akan bersaing memperebutkan pasar BBM non subsidi tersebut.
"Kondisi itu pesaing masuk, bukan barang subsidi, tidak diatur pemerintah, akan digempur banyak pesaing. Tetapi Pertamina siap" kata pria yang akrab dipanggil Abe.