BTN Siap Bangun 700 Ribu Unit Rumah Murah di 2016
Salah satu target yang ingin dicapai BTN tahun ini adalah pembiayaan perumahaan baik subsidi maupun non-subsidi
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kinerja PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dalam mempertahankan kinerja menggelar rapat kerja BTN se-Indonesia.
Raker ini membahas mengenai rencana dan target pada tahun 2016. Menurut dia, Raker BTN se-Indonesia ini merupakan momentum bagi perseroan meningkatkan kinerja tahun 2016.
“Raker ini menjadi momentum meningkatkan kinerja. Kinerja 2015 sudah bagus, 2016 harus lebih bagus lagi. Ini menjadi momentum bagi karyawan dan karyawati untuk bekerja sesuai dengan target yang kita inginkan,” jelas Maryono, Minggu (7/2/2016).
Salah satu target yang ingin dicapai BTN tahun ini adalah pembiayaan perumahaan baik subsidi maupun non-subsidi sebesar 600.000-700.000 unit. Maryono mengatakan, target tersebut masuk dalam program pembiayaan sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah.
"Pada tahun 2015, Bank BTN telah mengkontribusi sebanyak 474.099 unit dalam program satu juta rumah ini. Tahun 2016, kami menargetkan bisa 600.000-700.000 unit," katanya.
Maryono optimistis target tersebut akan tercapai, seiring banyaknya pengembang yang membangun rumah pada tahun 2015 akan selesai pada tahun ini. Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan kerja sama dengan pengembang baik dari REI maupun Apersi.
“Tahun 2016 akan kita perluas dengan pengembang yang ada di BPJS Ketenagakerjaan dan BUMN Karya," ungkap Maryono.
Selain itu, lanjut dia, promo bunga murah juga diyakini bisa mendongkrak pembiayaan rumah tahun ini. Rencananya perseroan akan menggelar BTN Properti Expo 2016 pada 13 Februari mendatang dengan penawaran bunga KPR spesial 6,6 persen fix selama satu tahun.
Hingga 31 Desember 2015, BTN membukukan pertumbuhan kredit sebesar Rp138,95 triliun dari jumlah tersebut porsi pembiayaan pada kredit perumahan masih mendominasi dengan komposisi 89,9 persen atau sebesar Rp124,92 triliun.
Sementara sisanya yang sebesar 10,10 persen atau sebesar Rp14,02 triliun disalurkan untuk pembiayaan kredit nonperumahan. Untuk segmen KPR subsidi, perseroan masih menguasai pangsa pasar 98 persen dari total penyaluran FLPP tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014.
Pertumbuhan kredit tersebut juga ditopang dari meningkatnya Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan yang mencapai Rp128 triliun pada tahun 2015. Nilai tersebut tumbuh 19,97 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp106,7 triliun. Sedangkan NPL berhasil ditekan menjadi 3,42 persen (gross) turun dari NPL periode yang sama sebesar 4,01 persen.