Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pembenahan Sistem Zakat, Infak dan Sedekah Akan Dorong Pertumbuhan Ekonomi RI

"Kita harus mendorong masyarakat untuk berusaha. Kita sedang dalam kesenjangan. Kelompok yang mampu dan yang tidak, besar sekali kesenjangannya."

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pembenahan Sistem Zakat, Infak dan Sedekah Akan Dorong Pertumbuhan Ekonomi RI
Nurmulia Rekso P/TRIBUNnews.com
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jurang kesenjangan antara si kaya dan si miskin di Indonesia terus melebar kata Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. Salah satu cara untuk menanggulanginya, adalah dengan pendistribusian kekayaan yang lebih merata.

Jusuf Kalla sangat mengapresiasi langkah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), yang berpartisipasi dalam pemerataan kekayaan itu, melalui sistem zakat online, NU Care - Lazis NU, yang mengakomodir Zakat, Infaq dan sedekah dari umat, dengan sistem yang lebih moderen.

Dengan sistem tersebut, ia berharap kesempatan dari umat yang mampu untuk membantu umat yang kurang mampu, akan lebih besar. Selain itu ia juga berharap umat yang kurang mampu, dapat memiliki kesempatan lebih untuk berusaha, melalui bantuan tersebut.

"Kita harus mendorong masyarakat untuk berusaha. Kita sedang dalam kesenjangan. Kelompok yang mampu dan yang tidak, besar sekali kesenjangannya," ujar Jusuf Kalla, dalam sambutannya di peluncuran NU Care-Lazis NU, di hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Kamis (25/2/2015).

Wakil Presiden berharap program yang digagas NU itu bisa sukses, sehingga NU Care dan Lazis NU bisa membantu pemerintah untuk mendongkrak perekonomian dalam negri yang tengah lamban pertumbuhannya.

Dalam kesempatan itu ia juga mengingatkan, bahwa secara keseluruhan umat Islam juga harus didorong untuk terus berusaha. Karena semakin banyak umat yang mampu, maka zakat, infaq dan sedekah yang diberikan pun akan semakin tinggi, sehingga makin banyak lagi umat yang terbantu.

"Untuk memperbesar zakat, harus memperbesar kekayaan, zakat diambil dari kekayaan. Kalau mau memetik buah, harus menanam pohon, kalau tidak menanam pohon apa yang dipetik," terangnya.

BERITA TERKAIT

--

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas