Merenda Laba dari Bisnis Jaket Ber-branding Kampus
Desain logo yang ditampilkan beragam, termasuk logo atau nama kampus sebagai identitas diri maupun ajang promosi.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kreasi dan inovasi merupakan kunci utama dalam mendirikan usaha. Karena hal itulah, banyak generasi muda menciptakan lini usaha kreatif, salah satunya bisnis hoodie atau jaket beretsleting dengan tutup kepala yang tren di kalangan anak muda.
Desain logo yang ditampilkan beragam, termasuk logo atau nama kampus sebagai identitas diri maupun ajang promosi.
Produk ini juga biasa digunakan sebagai tanda mata para mahasiswa setelah lulus kuliah. Ternyata omzet bisnis ini cukup menggiurkan.
Tengok saja usaha Campus Apparel asal Yogyakarta. Usaha yang dia dirikan sejak tahun 2010 muncul karena saat itu sedang banyak permintaan jaket.
“Waktu itu lagi booming dan tren pakai jaket dengan identitas kampus,” ujar Putri Gita Cempaka, CEO Campus Apparel.
Selain itu, banyaknya mahasiswa baru yang masuk membuka peluang usaha ini makin besar. Dia menyebarkan brosur dan poster ke beberapa fakultas di Universitas Gadjah Mada.
Kini sudah ada 28 universitas yang memesan kepadanya, seperti ITB, Universitas Padjadjaran, Universitas Udayana, Universitas Hasanudin, dan lainnya.
Dibantu dua orang penanggungjawab, Putri menuturkan, selain membuat hoodie, dirinya juga membuat jaket model varsity yakni warna bagian badan dan lengan berbeda dan memakai kancing di bagian badan juga tas dan kaus.
Harga jual jaket sekitar Rp 189.000 per unit. Rata-rata pemesanan mencapai 1.000 jaket hingga 1.500 jaket sebulan. Sehingga, omzet yang dia dapat bisa mencapai Rp 200 juta saban bulan.
Sistem penjualan melalui online dan base store di Yogyakarta. Setiap tiga bulan atau enam bulan sekali, dia mengeluarkan desain baru agar konsumen tidak bosan.
Putri juga bersiap membuat Indo Apparel yang bisa menjangkau kalangan pekerja.
Pelaku usaha lainnya datang dari Tangerang, dengan merek usaha UMN Hoodie. Bisnis yang dirintis Deddy Agustian ini berdiri sejak awal September 2011.
“Waktu itu sudah ada beberapa angkatan mahasiswa UMN yang lulus, tapi belum ada barang yang menunjukkan identitas mahasiswa. Maka dari itu saya buat jaket dengan warna biru tua yang bisa dipakai mahasiswa,” kata Deddy.
Beranjak dari penjualan melalui BlackBerry Messenger (BBM), perkembangan bisnis UMN Hoodie maju cukup pesat.
Awalnya hanya mampu menjual puluhan jaket, Deddy kini bisa menjual hingga ratusan jaket dengan omzet sekitar Rp 150 juta sebulan.
Selain jaket, Deddy juga menjajakan kaus, topi, dan lainnya. Harga jual produk UMN Hoodie senilai Rp 150.000 hingga Rp 180.000 per unit.
Memiliki sembilan pegawai dari Bandung, Deddy bisa memproduksi maksimal 900 jaket sebulan.
Pembelinya tak hanya kalangan mahasiswa UMN, tapi juga universitas lain seperti Bina Nusantara, UI, Trisakti, Prasetya Mulya, Universitas Pelita Harapan, dan lainnya.n
Reporter Jane Aprilyani
Editor Rizki Caturini