Fluktuasi Harga Komoditi Paling Sulit Diperkirakan
Risiko yang sering dialami itu adalah resiko pada mata rantai pemasaran, seperti harga, produksi, distribusi, dan pengolahan.
Penulis: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Era globalisasi dan liberalisasi yang saat ini berlangsung sangat cepat telah mengakibatkan terjadinya persaingan yang makin tajam di dunia, diiringi dengan terjadinya risiko yang seringkali merugikan pelaku usaha.
Risiko yang sering dialami itu adalah resiko pada mata rantai pemasaran, seperti harga, produksi, distribusi, dan pengolahan.
Dari semua risiko tersebut, yang paling sulit diperkirakan adalah risiko akibat terjadinya fluktuasi harga, khususnya harga di bidang komoditi.
“Perdagangan Berjangka menjadi sarana “lindung nilai” (hedging) yang sangat efektif mengurangi risiko," kata Kepala Biro Pengawasan Pasar Berjangka dan Fisik Bappebti, Pantas Lumban Batu di Jakarta, Selasa (25/4/2016).
Perdagangan Berjangka juga menunjang strategi manajemen perusahaan dari pengaruh timbulnya risiko atau kerugian yang disebabkan adanya fluktuasi harga, selain bisa pula digunakan sebagai sarana alternatif investasi di Bursa Berjangka.
"PBK juga merupakan bentuk lain dari kegiatan asuransi berdasarkan mekanisme yang terjadi di pasar, yaitu dengan membentuk pasar bayangan atau pasar derivatif dari pasar komoditi fisiknya (spot),” ujarnya.
Lebih jauh kepada mahasiswa Pantas Lumban Batu mengungkapkan manfaat ekonomi lain adalah terbentuknya harga pasar yang transparan, sehingga PBK menjadi sumber referensi harga yang dapat dipercaya (price discovery) untuk menghasilkan harga yang wajar dan transparan.
PBK juga bisa sebagai harga acuan atau Price Reference yang berguna bagi para produsen untuk menentukan harga jual komoditinya.
Pantas menyatakan ke depan perdagangan berjangka komoditi memainkan peran penting dalam memajukan perekonomian nasional, karena Indonesia adalah negeri yang sangat kaya dengan berbagai komoditi, baik komoditi pertanian, mineral , maupun energi.
Saat ini Indonesia memiliki dua bursa berjangka, yakni PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan PT. Bursa Komoditi Derivatif Indonesia (BKDI).
Dalam aktivitasnya perdagangan berjangka komoditi didukung oleh 2.400 lebih wakil pialang di berbagai daerah. Ini menjadi modal yang baik bagi perkembangan perdagangan berjangka di Indonesia.