Pakar: Industri Kreatif Digital di Indonesia Masih Menyimpan Potensi
Kekuatan industri kreatif digital di Indonesia belum tinggi karena kinerja bisnis pelaku industrinya cenderung berfluktuasi.
Editor: Sanusi
![Pakar: Industri Kreatif Digital di Indonesia Masih Menyimpan Potensi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/muhammad-awaluddin-b_20160427_152031.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kekuatan industri kreatif digital di Indonesia belum tinggi karena kinerja bisnis pelaku industrinya cenderung berfluktuasi.
Di samping itu, tantangan pada industri ini adalah talent/sumber daya manusia yang terbatas.
Demikian dituangkan dalam Disertasi Kinerja Bisnis yang Berkelanjutan melalui Pengembangan Strategi Bersaing dan Reputasi Perusahaan Berbasis Penciptaan Nilai dan Kekuatan Persaingan Industri (Suatu Model Keberlanjutan Digital pada Industri Kreatif Digital di Indonesia)" karya Muhammad Awaluddin kala menjadi promovendus sidang promosi doktoral di Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung, Rabu (27/4/2016).
“Potensi utama kita adalah pasar yang sangat besar, masih banyak potensi yang bisa dimanfaatkan oleh Industri Kreatif Digital (IKD), tinggal bagaimana membangun kompetensi dan ekosistem yang mendukung," kata Awaluddin yang juga menjabat sebagai Direktur Enterprise dan Business Service Telkom itu, Rabu (27/4/2016).
Ketertarikannya untuk meneliti lebih lanjut mengenai IKD di Indonesia dikarenakan keyakinannya bahwa IKD di Indonesia memiliki daya tarik industri yang tinggi di samping industri tersebut juga memiliki potensi bisnis ke depan yang sangat tinggi.
Sekadar informasi, Industri kreatif yang saat ini sangat berkembang pesat adalah industri kreatif yang berbasis teknologi digital.
Teknologi berperan sangat penting dalam industri kreatif digital untuk menstimulasi pengembangan produk dan layanan baru, kanal distribusi, model bisnis, dan bahkan kemungkinan ekspansi ke sektor ekonomi yang baru.
Pentingnya ekonomi kreatif pun telah disadari pemerintah melalui cetak biru Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025.
Di dalamnya dijelaskan pentingnya industri kreatif dalam kontribusi ekonomi, menumbuhkan inovasi dan kreativitas serta sebagai media memupuk citra dan identitas bangsa.
“Saat ini kekuatan persaingan industri kreatif digital belum optimal dan nilai yang diberikan kepada pelanggan lebih kecil bila dibanding dengan nilai yang diberikan oleh perusahaan pesaing (inferior customer value), sehingga melemahkan posisi bersaing perusahaan,” katanya seusai sidang promosi doktor.
Penelitian menggunakan desain penelitian Mixed Methods Research dengan instrumen analisis eksplanatori, eksploratori, dan konfirmatori.
Penelitian ini juga membandingkan model Global Competitiveness Index dari World Economic Forum tahun 2015 dan tiga model dari Enterprise Growth Theory (Gupta, 2013).
Dalam penelitian ditemukan reputasi perusahaan dan strategi bersaing lebih dominan dipengaruhi oleh penciptaan nilai dibandingkan oleh kekuatan persaingan industri kreatif digital.
Kekuatan persaingan Industri Kreatif Digital dan penciptaan nilai tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis yang berkelanjutan, namun berpengaruh secara tidak langsung melalui reputasi perusahaan dan strategi bersaing.