Bisnis Televisi di Indonesia Dihidupi oleh Asap Rokok
Belanja iklan kategori rokok melonjak 76 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kondisi perekonomian belum pulih, namun pertumbuhan belanja iklan di kuartal I 2016 menunjukkan kenaikan cukup besar.
Data terbaru Nielsen Advertising Information Services menyebutkan, total belanja iklan televisi (TV) dan media cetak tumbuh sebesar 24 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Ini merupakan angka pertumbuhan kuartalan yang tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Hellen Katherina, Direktur Media Nielsen Indonesia, mengatakan, setelah sempat melemah sejak semester II 2014, optimisme pasar saat ini sudah kembali menguat.
Hampir semua top kategori menunjukkan peningkatan dalam belanja iklan.
“Tanda-tanda pemulihan sudah terlihat dari kuartal III 2015 kemarin dan sekarang kita lihat angka pertumbuhannya sudah kembali seperti sedia kala,” tutur Hellen.
Dari sisi kategori produk, sepuluh kategori dengan belanja iklan paling tinggi mengalami pertumbuhan yang positif sepanjang Januari-Maret 2016.
Iklan rokok masih menjadi penyumbang terbesar belanja iklan pada tiga bulan pertama tahun ini.
Kue terbesar dari iklan rokok
Berdasar data Nielsen, iklan kategori rokok kretek menempati urutan pertama dengan kontribusi belanja iklan sebesar Rp 1,9 triliun pada kuartal I 2016.
Belanja iklan kategori rokok melonjak 76 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Urutan kedua ditempati kategori pemerintahan dan organisasi politik dengan total belanja iklan sebesar Rp 1,8 triliun.
Jumlah tersebut juga melonjak 76 persen dibandingkan kuartal I 2015 yang didorong oleh kampanye Kementerian Kesehatan untuk memberantas polio.
Di urutan ketiga, kategori produk perawatan rambut menyumbang belanja iklan sebesar Rp 1,3 triliun, tumbuh 36 persen dibandingkan kuartal I 2015.