Petani Bakal Dapat Bantuan Pembiayaan Rantai Nilai
Empat tahun mendatang 1 juta petani dari berbagai komoditas, bisa memanfaatkan skema inovasi rantai nilai.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Empat tahun mendatang 1 juta petani dari berbagai komoditas, bisa memanfaatkan skema inovasi rantai nilai.
Hal tersebut dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.
Program ini diusung oleh Pemerintah Indonesia, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang difasilitasi pelaksanaannya oleh PISAgro (Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture).
Kerjasama tersebut sudah menjangkau lebih dari 445.000 petani pada tahun 2016, dengan luas area mencapai lebih dari 350.000 hektare.
Rosan P. Roeslani Ketua Umum Kadin Indonesia mengatakan, petani swadaya menemui banyak masalah dalam. meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian mereka.
Skema inovasi rantai nilai bagi sektor agro merupakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) plus, sebuah skema kredit untuk petani dengan manfaat tambahan seperti pemberian biaya hidup selama masa tunggu panen.
"Program ini memberi dukungan pada infrastruktur perkebunan, penyediaan bibit dan pupuk berkualitas, pendampingan dan disiplin implementasi peaktek budidaya yang baik," ujar Rosan, Senin (23/5/2016).
Pola pendampingan yang selama ini sudah diterapkan menurut Rosan sudah cukup baik.
Terdapat sistem koordinasi antara inti dan plasma antara perusahaan dan petani sudah cukup baik dilaksanakan.
"Seperti orang tua asuh, perusahaan dan para petani bisa saling bekerjasama. Hal seperti ini bisa diaplikasikan untuk sektor-sektor komoditas dengan industri lainnya," ungkap Rosan.
Uji coba implementasi financial inclusion telah berhasil dilakukan di komoditas jagung, kelapa sawit dan kopi, yang kemudian diikuti oleh kakao dan komoditas lain seperti padi, kedelai, kentang hortikultura dan karet.
Proyek-proyek uji coba ini telah terbukti berhasil meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani rata-rata 25 persen, tergantung dari komoditas dan petani yang mengikuti program ini.
Franky O Widjadja, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan mengatakan, banyak petani yang membutuhkan akses pada inovasi pembiayaan berbentuk kredit dengan suku bunga terjangkau. Karena itu komunitas keuangan memiliki peran yang sangat penting saat ini.
"Kita mengharapkan kolaborasi yang lebih besar dari perbankan, asuransi dan institusi lainnya untuk membantu petani mengatasi kebutuhan pembiaayaan mereka," kata Franky yang juga merupakan Co-Chair PISAgro.
Muliaman D Hadad, Ketua Umum ISEI menambahkan skema Inovasi rantai nilai ini sngat baik bagi petani, karena mencakup mulai dari produksi hingga konsumen. Kendala yang dihadapi petani selama ini adalah akses pembiayaan, kualitas bibit, pupuk serta pembeli akhir dengan harga wajar.
"Diharapkan skema ini menjawab kebutuhan petani tanaman tahunan dan musiman," tutupnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.