Pertamina Cetak Laba Bersih 1,42 Miliar Dollar AS di 2015
Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soejipto memaparkan tahun lalu harga minyak mentah turun tajam dari kisaran angka 106 dollar AS
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kinerja operasi dan efisiensi PT Pertamina (Persero) yang menjadi penopang kinerja keuangan perusahaan pada 2015. Pertamina bukukan laba bersih 1,42 miliar dollar AS di tengah situasi industri migas yang melemah sepanjang tahun lalu.
Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soejipto memaparkan tahun lalu harga minyak mentah turun tajam dari kisaran angka 106 dollar AS per barel menjadi sekitar 42 dollar AS. Hal itu menurut Dwi sangat mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan migas di dunia, termasuk Pertamina.
"Banyak perusahaan melakukan langkah-langkah efisiensi, mulai dari pemotongan capex, opex yang berdampak langsung pada pelemahan kinerja hingga pemutusan hubungan kerja," ujar Dwi di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (31/5/2016).
Pada saat industri yang melemah tersebut, kata Dwi, Pertamina justru meningkatkan kinerja operasi dari unit-unit bisnis dan anak perusahaannya. Selain itu perseroan terus melakukan efisiensi di berbagai lini, tanpa melakukan pemutusan hubungan kerja.
“Pertamina terlihat seperti anomali, di mana perusahaan-perusahaan didera pelambatan usaha hingga double digit, Pertamina hanya mengalami sedikit penurunan," kata Dwi.
Produksi hulu migas Pertamina naik 11 persen dari 548,5 ribu barel setara minyak per hari menjadi 606,7 ribu barel per hari. Produksi gas menyumbang pertumbuhan yang signifikan yaitu 18 persen dari semula 1.61 BSCFD menjadi 1.90 BSCFD. Produksi panas bumi juga meningkat 8 persen menjadi 3.056,82 Gwh setara listrik.
Pencapaian penting di unit pengolahan juga terjadi tahun lalu, di mana pengoperasian RFCC CIlacap dan juga pengelolaan kembali TPPI memberikan dampak positif bagi kinerja pengolahan. Yield Valuable Product kilang Pertamina meningkat menjadi 75,52 persen dari sebelumnya 73,14 persen.
Di sisi pemasaran, penurunan harga produk dan juga semakin bervariasinya merek produk Pertamina berdampak pada peningkatan kinerja bisnis hilir. Pertalite yang pendistribusiannya dimulai pada Juli 2015, hingga akhir tahun yang sama telah terjual sebesar 373.040 KL. Selain itu, pelumas Pertamina tetap menjadi penguasa pangsa pasar hingga 59,1 persen.
"Fokus kami saat ini adalah untuk investasi hulu dan juga kilang, selain melakukan pengembangan infrastruktur hilir migas," papar Dwi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.