Assa Rent Ikut Menguber Pendapatan dari Uber
"Perusahaan transportasi online itu untung selama mereka masih memberikan tarif murah kepada pelanggan."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Merebaknya bisnis transportasi berbasis aplikasi juga berimbas pada bisnis rental mobil.
Terlebih sejak munculnya regulasi baru dari Kementerian Perhubungan yang mewajibkan perusahaan aplikasi trasportasi bekerja sama dengan rental mobil terdaftar.
Salah satu yang merasakan dampaknya ialah PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) atau yang lebih dikenal dengan Assa Rent.
Tahun ini Assa Rent meneken kontrak dua tahun dengan Uber Indonesia.
Tipe mobil yang disewakan untuk Uber ialah mobil MPV seperti Avanza dan Xenia. "Kami menyewakan 25 unit dengan harga sewa per unitnya Rp 4 juta/bulan," kata Hindra Tanujaya, Direktur Keuangan PT Adi Sarana Armada Tbk, Senin (6/6/2016).
Dengan demikian, dari penyewaan untuk Uber saja Assa Rent memperoleh Rp 2,4 miliar untuk dua tahun.
Walaupun jumlah armada trasnportasi online mencapai ratusan ribu, namun Hindra memandang pasarnya masih belum besar.
"Terlihat dari yang sudah uji KIR saja baru 300 armada," kata dia.
Selain dengan Uber Indonesia, sebelumnya perusahaan sempat mengatakan sedang membahas kerja sama serupa dengan Gojek Indonesia. Tawaran serupa juga datang dari Grab Indonesia.
"Saat ini kami sedang membahas kerja samanya dengan Grab," kata Hindra.
Meski memiliki aset mobil, Assa Rent tidak berniat terjun dalam bisnis aplikasi transportasi. Sebab, sulit untuk memperoleh keuntungan dari bisnis ini.
"Perusahaan transportasi online itu untung selama mereka masih memberikan tarif murah kepada pelanggan. Sedangkan kami tidak mau mensubsidi pelanggan," tandas Hindra.
Reporter: Pamela Sarnia