Menteri Thomas Lembong Mengaku Tak Punya Jurus Lain untuk Jinakkan Harga Daging
Selama Ramadhan, konsumsi daging melonjak dua kali lipat menjadi 150.000 ton.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data Kementerian Perdagangan RI menunjukkan, volume kebutuhan daging sapi per bulan di Indonesia mencapai 70.000 ton. Sedangkan selama Ramadhan, konsumsi daging melonjak dua kali lipat menjadi 150.000 ton.
Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong memperkirakan kekurangan pasokan daging antara 20.000 sampai 50.000 ton. Akibat dari kekurangan pasokan, harga daging melambung tinggi.
Menurut Thomas jalan satu-satunya hanya melalui impor untuk menurunkan harga daging yang saat ini dikisaran Rp 100 ribu per kilogram."Satu-satunya jalan adalah impor," ujar Thomas di ruang kerja DPR Komisi VI, Jakarta, Rabu malam (8/6/2016).
Saat ini semua penyedia dan penjual daging sapi berebut pasokan daging sapi yang tersisa sebelum barang impor datang ke tanah air.
Karena hal itu mereka menaikkan harga tinggi akibat belum ada stok cadangan masuk.
"Jadi peluang untuk semua peternak, semua rumah potong hewan, semua penyedia di harga tertinggi tentunya dalam selisih pasokan itu," kata Thomas.
Thomas memaparkan bahwa data kekurangan daging sudah dinyatakan semua lembaga sensus.
Hanya melalui impor, pasokan bisa bertambah dan mengurangi harga jual daging sapi yang belum bisa ditekan sesuai keinginan Presiden Joko Widodo.
"Saya kira sudah konsensus semua kalangan kalau memang pasokan itu kurang," jelas Thomas.
Dalam waktu dekat daging sapi impor akan datang sebanyak 23.200 ton.
Kehadiran daging tersebut diharapkan bisa menekan harga sampai Rp 80.000 per kilogram sesuai instruksi Presiden.