Anda Bisa Inves di Reksadana Lewat Metode Cicilan
Investasi berkala ini cocok dilakukan oleh investor yang kantongnya tidak terlalu tebal.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Selain investasi reksadana dengan cara lump sum alias menginvestasikan dana dalam jumlah besar sekaligus, investasi di reksadana bisa dilakukan dengan cara mencicil.
Metode ini disebut cost averaging.
Investasi secara berkala atawa cost averaging cocok dilakukan oleh investor yang bisa berdisiplin dalam melakukan investasi.
Maklum, ia harus bisa menyetor investasi dalam nilai tertentu tiap bulan.
Memang, investor bisa melakukan autodebet dari rekening bank. Tapi, bila investor sulit berdisiplin, bisa jadi duit investasi terpakai sebelum bank melakukan autodebet.
Investasi berkala ini cocok dilakukan oleh investor yang kantongnya tidak terlalu tebal. Sebab, investor tidak membutuhkan modal awal yang besar dan hasilnya tetap optimal.
Strategi ini juga cocok digunakan oleh investor yang menerima pendapatan tetap setiap bulan, seperti pegawai kantoran.
Edward P. Lubis, Direktur Utama Bahana TCW Investment Management, bilang, salah satu keuntungan strategi investasi secara berkala adalah bisa menghindari risiko fluktuasi pasar.
Sebab, bisa jadi di satu saat investor masuk ke pasar saat harga sudah mahal, namun di waktu yang lain investor masuk ke pasar di saat harga masih rendah.
Investor tidak perlu pusing memikirkan waktu yang tepat masuk ke pasar.
Tapi, investasi secara berkala ini kurang cocok bila digunakan untuk investasi dalam jangka pendek, lantaran hasilnya bakal kurang optimal.
“Kelemahannya adalah hasil yang didapat memang baru akan dirasakan untuk jangka panjang,” kata Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia Consulting.
Berdasarkan perhitungan, investor yang melakukan investasi secara sekaligus dalam waktu lima tahun bisa mendapatkan hasil investasi lebih besar dibanding investor yang melakukan investasi secara berkala.
Padahal, modal investasi mereka dalam kurun waktu tersebut sama besar.