TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) membangun stasiun pengisian bahan bakar gas dan pengisian bahan bakar gas berjalan di Bandung.

Hal ini untuk mendorong penggunaan bahan bakar gas bagi kendaraan.

Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso mengatakan pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) dan pengisian bahan bakar gas berjalan (mobile refueling unit/MRU) dapat mendorong penggunaan bahan bakar gas untuk kendaraan mulai dari kendaraan dinas hingga bus sekolah.

Pada tahap awal, PGN akan menyiapkan fasilitas mobile refueling unit (MRU) berkapasitas sekitar 0,3 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) di Terminal Antapani, Bandung.

"Kami akan mendorong angkutan kota, kendaraan dinas, sampai bus pelajar dan kendaraan lainnya bisa beralih dari BBM ke gas bumi yang ramah lingkungan serta efisien," ujarnya, pekan lalu.

Selain SPBG dan MRU, ujar Hendi, pihaknya akan membagikan secara gratis konverter kit ke 20 angkutan umum di Bandung. Alhasil, pengemudi kendaraan umum bisa merasakan manfaat BBG.

Seperti diketahui, Indonesia memiliki cadangan gas bumi yang cukup banyak, bahkan sampai saat ini masih diekspor.

Selain itu, keunggulan dari BBG berupa CNG, nilai oktannya (RON) mencapai 120, sementara bensin hanya RON 88-95, sedangkan LGV/LPG (liquefied gas for vehicle) tingkat oktannya mencapai 98.

Sedangkan harga BBG untuk 1 liter setara premium (LSP) masih Rp 3.100, sehingga selain ramah lingkungan, dan baik bagi kendaraan, juga memberikan penghematan bagi penggunanya.

Saat ini PGN telah mengoperasikan 5 unit SPBG dan menyalurkan gas bumi ke 14 SPBG mitra, serta mengoperasikan MRU di beberapa lokasi seperti di IRTI Monas, Waduk Pluit dan Gresik.