Nilai Tukar Poundsterling Langsung Ambles Begitu Kubu Brexit Unggul
Pound mengalami penurunan tertajam dalam sejarah untuk menyentuh level terendah sejak tahun 1985.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, LONDON- Pasar global bergejolak dan masa depan Perdana Menteri Inggris David Cameron di ujung tanduk.
Menyusul hasil sementara referendum Inggris menunjukkan keunggulan perolehan suara untuk kubu yang ingin meninggalkan Uni Eropa (Brexit).
Sampai pukul 4:15 pagi waktu London, keunggulan 560.000 lebih suara untuk kubu Brexit daripada untuk Bertahan, membuat saham memerah mulai dari Tokyo sampai London dan Chicago.
Pound mengalami penurunan tertajam dalam sejarah untuk menyentuh level terendah sejak tahun 1985.
Dengan lebih dari setengah suara dihitung, gambaran yang menunjukkan terbelahnya rakyat Inggris Raya, dengan London dan Skotlandia sebagian besar memilih suara "Bertahan" dan sisanya daerah lainnya sebagian besar di kubu 'Keluar'.
Kampanye yang getir menyoroti bagaimana kecewanya publik dengan tatanan politik pasca perang dan kegagalan untuk memberikan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
Berbicara pada pendukungnya di London, Pemimpin Partai Kemerdekaan Inggris Nigel Farage mengatakan bahwa 23 Juni harus tercatat di dalam sejarah Inggris sebagai "hari kemerdekaan kita."
"Fajar menyingsing pada independensi Inggris Raya.Ini akan menjadi kemenangan bagi yang nyata rakyat, kemenangan bagi rakyat biasa, kemenangan bagi khalayak banyak," kata Farage.
Keputusan untuk meninggalkan Uni Eropa akan menimbulkan pertanyaan tentang apakah Cameron dapat tetap menjadi perdana menteri.
Sebelumnya dia berpendapat, bertahan di Uni Eropa itu diperlukan untuk menjaga perekonomian dan pengaruh Inggris di panggung dunia.
Ini akan menandai kemenangan bagi anggota parlemen seperti mantan Walikota London Boris Johnson, yang berpendapat kalau Brexit diperlukan untuk mendapatkan kembali kontrol perbatasan, anggaran dan hukum setempat.
Seiring dengan jatuhnya sterling, euro juga meraih penurunan dari level tertinggi enam minggu dan yen melonjak.
Rand Afrika Selatan memimpin penurunan di antara mata uang negara-negara pengekspor komoditas, seiring merosotnya minyak ke level US$ 48 per barel dan logam industri anjlok.
Emas melonjak dengan Treasuries AS menyusul investor beralih ke dalam aset haven.
Dengan penghitungan yang masih berlangsung, taruhan Ladbrokes Plc mengatakan bahwa peluang taruhan mengisyaratkan kesempatan 91% dari suara Inggris akan meninggalkan blok perdagangan terbesar di dunia Uni Eropa.
Sumber: Bloomberg