28 Persen Koperasi Simpan Pinjam Kekurangan Likuditas
Sebanyak 28 persen dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP) masih kekurangan likuiditas.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koperasi butuh usaha serius untuk berbenah diri dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Pasalnya masih banyak koperasi lebih banyak bekerja sendiri.
Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop UKM Choirul Djamhari mengungkapkan saat ini masih banyak koperasi yang tidak bisa bekerja sama. Padahal dalam menghadapi ekonomi global, koperasi lokal harus menyatu terlebih dulu.
"Koperasi bagaimana hadapi kompetisi di Asia, mari kita koperasikan koperasi, artinya saya merasa puluhan tahun menjadi koperasi banyak koperasi abaikan identitasnya sebagai koperasi," ujar Deputi bidang Kelembagaan, Kemenkop UKM Choirul Djamhari.
Choirul menyebutkan, 28 persen dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP) masih kekurangan likuiditas. Sebagian koperasi yang likuiditasnya besar menyimpan dananya ke perbankan.
"Banyak koperasi kekurangan likuiditas, ada KSP yang kelebihan dana malah disimpan di bank," papar Choirul.
Menurut dia ada berbagai cara yang bisa dilakukan agar kualitas koperasi meningkat. Antara lain koperasi harus memiliki legalitas memadai untuk melakukan kegiatan usaha, serta harys memiliki kompetensi dan harus berbasis anggota.
"Saya mendorong koperasi supaya menjadi lembaga yang beda dengan lainnya," ungkap Choirul.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.