Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

32 Hektar Lahan Persawahan bagi Petani Penggarap Terdampak Area PLTU Jawa Tengah

Lahan garapan pengganti untuk petani penggarap terdampak ini merupakan bagian dari komitmen BPI dalam melakukan mitigasi sosial

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in 32 Hektar Lahan Persawahan bagi Petani Penggarap Terdampak Area PLTU Jawa Tengah
TRIBUN/HO
Civil Engineering Manager PT Bhimasena Power Indonesia (BPI), Hariyanta sedang menunjukkan lokasi proyek pembangunan PLTU Batang kepada Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah, Hadi Santoso.Dalam kesempatan tersebut, Komisi D DPRD Jateng mendorong agar dilakukan percepatan pembangunan yang sudah terlihat perkembangannya terus membaik meski sempat tertunda empat tahun. Selama ini BPI terus melakukan tahapan proyek dan menunjukkan komitmen terhadap peningkatan perekonomian bagi warga sekitar Batang.Berbagai upaya untuk mengatasi dampak lingkungan, sosial dan ekonomi dilakukan secara terintegrasi dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan yaitu PT Bhimasena Power Indonesia (?PT BPI?) dan PT PLN (Persero) dengan fokus pada program pemberdayaan masyarakat. TRIBUNNEWS/HO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTTA -- PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) hari ini melakukan sosialisasi lahan pengganti kepada petani penggarap terdampak pembangunan PLTU Jawa Tengah, bertempat di SMK Kandeman, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang.

Lahan garapan pengganti untuk petani penggarap terdampak ini merupakan bagian dari komitmen BPI dalam melakukan mitigasi sosial seperti yang tercantum dalam dokumen AMDAL.

Mohammad Effendi, Presiden Direktur BPI menjelaskan, perusahaan telah menyiapkan lahan pengganti seluas 32 hektar bagi petani penggarap yang lahan tempat bekerjanya terkena dampak pembebasan lahan PLTU Jawa Tengah. Lahan pengganti tersebut selanjutnya telah dibagi rata kepada 218 petani terdampak. Setiap petani akan mendapat lahan garapan sekitar 1.200 m2.

"Para petani penggarap terdampak tersebut dapat menggarap lahan pengganti ini tanpa harus melakukan bagi hasil dengan BPI ataupun menyewa. Semoga keberadaan lahan ini dapat memberikan sumber pendapatan yang berkelanjutan bagi para petani terdampak PLTU Jawa Tengah," jelas Effendi, Rabu (29/6/2016)seperti tertulis dalam rilis yang diterima Tribunnews.com.

Secara simbolis juga dilakukan penyerahan dokumen perjanjian penyediaan lahan pengganti antara BPI dengan perwakilan petani penggarap terdampak, yang berasal dari tiga desa powerblock, yatu desa Ponowareng, desa Karanggeneng, dan desa Ujungnegoro yang diserahkan oleh Nasikhin Sekretaris Daerah Batang, dan didampingi oleh Mohammad Effendi, Presiden Direktur BPI.

Selain itu, hari ini BPI juga memberikan alat bantu pertanian berupa 4 buah traktor dan 20 sprayer atau semprotan pembasmi hama sebagai sarana penunjang pertanian. Bantuan diserahkan kepada Kepala Desa Karanggeneng, Kepala Desa Ujungnegoro dan Kepala Desa Ponowareng. Pengelolaan peralatan tersebut diserahkan kepada desa setempat.

minjaman selama 5 tahun dan dapat dilakukan perpanjangan.

Berita Rekomendasi

“Kedepan, kegiatan sosialisasi akan terus dilakukan secara intensif sehingga masyarakat mendapatkan informasi dengan jelas, bagaimana mekanisme dan manfaat apa yang mereka terima dari lahan garapan tersebut.” jelas Effendi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas