Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

1.000 Ton Daging Kerbau Impor Diyakini Bisa Tekan Harga Daging Sapi

Direktur Komersial Bulog Fadzri Sentosa memaparkan rencana pemerintah memberikan opsi kepada masyarakat agar tidak mengandalkan konsumsi daging sapi.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Adi Suhendi
zoom-in 1.000 Ton Daging Kerbau Impor Diyakini Bisa Tekan Harga Daging Sapi
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Daging sapi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adiatmaputra Fajar Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya untuk menurunkan harga daging sapi, pemerintah sepakat mengimpor kerbau.

Pada tahap awal 1.000 ton akan dikirim melalui pelabuhan Tanjung Priok.

Direktur Komersial Bulog Fadzri Sentosa memaparkan rencana pemerintah memberikan opsi kepada masyarakat agar tidak mengandalkan konsumsi daging sapi.

Karena saat ini pasokan masih sedikit membuat harganya mahal di pasar.

“Tahap pertama akan diimpor sekitar 1.000 ton daging kerbau dari rencana impor 10.000 ton daging dari India,” ujar Fadzri, Minggu (17/7/2016).

Alumni ITB tahun 1986 itu mengakui masalah harga daging sapi yang muncul setiap menjelang Lebaran dikarenakan tidak adanya data akurat terkait produksi dan kebutuhan sapi.

Berita Rekomendasi

Bila ada data akurat, tentu kekurangan sapi dalam negeri bisa diantisipasi dengan jumlah impor ang tepat.

"Seharusnya perencanaan tersebut dipersiapkan secara matang, setidaknya enam bulan sebelum Lebaran," kata Fadzri.

Sementara itu, Ishana Mahisa, dari Asosiasi Industri Pengolahan Daging Indonesia (Nampa) mengatakan, pemerintah seharusnya tidak membatasi impor daging dengan membebaskan kuota untuk sektor swasta.

Menurut Ishana pengaturannya cukup lewat bea masuk.

“Kalau pemerintah terlalu banyak ikut campur keadaannya malah makin tidak jelas seperti sekarang,” kata Ishana.

Dikatakan, saat ini produsen sosis anggota Nampa sedang kesulitan karena pasarnya direbut produsen sejenis dari negeri jiran, Malaysia.

Bahkan angka impor sosis naik sampai 50 persen.

"Kita kalah bersaing, karena mereka mengimpor daging murah dari India, sementara kita tak boleh mengimpor dari India,” jelas Ishana.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas