Jusuf Kalla: Sikap Singapura Sinyalkan Uang di Negara Itu Terbanyak dari Indonesia
Jusuf Kalla, mengingatkan, pada 2018 mendatang, para pengusaha yang menyimpan uangnya di luar negeri, tidak akan lolos dari kewajibannya.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha yang selama ini menyimpan uangnya di luar negeri guna menghindari pajak, bisa memanfaatkan kebijakan Tax Amnesty atau pengampunan pajak.
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, mengingatkan, pada 2018 mendatang, para pengusaha yang menyimpan uangnya di luar negeri, tidak akan lolos dari kewajibannya.
Pasalnya setiap negara akan menerapkan keterbukaan pajak.
"Karena semua bank terbuka. Karena dari itu maka, kita akan bertindak lebih keras setelah ini," ujar Jusuf Kalla kepada wartawan, di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (21/7/2016).
Bahkan mereka yang menyimpan uangnya di Singapura, juga tidak akan lolos dari kebijakan tersebut.
Jusuf Kalla mengaku yakin, walaupun Singapura memberikan tawaran kewarganegaraan bagi mereka yang menanamkan modalnya di negri tersebut, tidak akan menghambat upaya pemerintah menarik uang.
Sikap Singapura itu, menurut Jusuf Kalla adalah sinyal bahwa uang pengusaha asal Indonesia jumlahnya tidak sedikit di negara tersebut.
Bila program pengampunan pajak sukses, maka dampaknya akan luar biasa.
"Itu berarti membuktikan kebenaran suatu analisa, bahwa uang terbanyak di Singapura itu uang dari Indonesia," ujarnya.
Bila para pengusaha yang menyimpan uangnya di luar negri tidak memanfaatkan kebijakan pengampunan pajak, maka setelah 2018 konsekuensinya dari pemerintah akan jauh lebih berat lagi.
"Kalau datanya ada, tangkap orangnya, bayar denda yang lebih. Kalau ditangkap justru dinaikkan (hukumannya)," kata Jusuf Kalla.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.