APP Dorong Kerjasama Bisnis di ASEAN Corporate Sustainability Summit
Ia berbicara dalam pertemuan ASEAN Corporate Sustainability Summit di Manila, Filipina.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Librian Angraeni, Environment and Social Footprint Manager Asia Pulp & Paper (APP) Group berbicara tentang peran Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC) dalam membantu negara-negara anggota ASEAN mencapai target pembangunan yang berkelanjutan.
Ia berbicara dalam pertemuan ASEAN Corporate Sustainability Summit di Manila, Filipina, Kamis 21 Juli 2016.
Dalam diskusi panel ini Librian menyampaikan bahwa pergerakan menuju integrasi ekonomi regional yang lebih baik merupakan peluang besar untuk menggiring kawasan ke arah pembangunan berkelanjutan.
"Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau AEC, sebuah inisiatif untuk membangun kekuatan ekonomi ketujuh di dunia melalui pembentukan pasar tunggal yang bernilai lebih dari 2,6 triliun dollar AS memberikan kesempatan bagi sektor bisnis untuk berbagi praktek-praktek terbaik," kata Librian.
Selain itu, menurut dia, upaya itu juga diharapkan membantu memerangi kemiskinan, ketidaksetaraan dan ketidakadilan serta menekan dampak perubahan iklim pada 2030 dengan mendukung 17 Target Pembangunan Berkelanjutan yang diadopsi pada Pertemuan Tingkat Tinggi PBB Untuk Pembangunan Berkelanjutan.
"Kerjasama di bidang pembangunan berkelanjutan semakin penting seiring dengan meningkatnya dampak perubahan iklim di kawasan ASEAN," ujar Librian.
Librian menekankan tantangan-tantangan dan peluang bersama antara Indonesia dan Filipina dalam memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggung jawab, serta memajukan pembangunan ekonomi.
Saat menjelaskan dukungan APP untuk tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, Librian Angraeni menjelaskan relevansi tujuan-tujuan tersebut dengan strategi bisnis APP yang dijalani saat ini.
Misalnya, bagaimana pabrik-pabrik milik APP mengelola limbahnya untuk mendukung SDG 12 - Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab - dimana pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan diyakini membutuhkan penurunan jejak ekologis dengan mengubah cara kita berproduksi dan mengunsumsi barang dan sumber daya.
“Salah satu pendekatan yang kita telah gunakan adalah dengan memperhatikan rantai nilai dan mengidentifikasi berbagai kemungkinan untuk mengubah limbah menjadi sesuatu yang bernilai," ujar Librian.
Misalnya, pabrik pengolahan milik APP di Riau bekerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat untuk mengubah sampah plastik menjadi kerajinan tangan, seperti keset, pot bunga dan keranjang.
“Melalui bantuan APP dengan pelatihan pembuatan kerajinan tangan, pemasaran mendasar dan keahlian manajemen, kelompok masyarakat ini bisa mengubah limbah plastik menjadi penghasilan tambahan untuk keluarga, dan memberdayakan perempuan di desa melalui sumber penghasilan baru," katanya.
Pada saat bersamaan, hal ini telah membantu APP untuk mengurangi jumlah limbah padat yang dibuang ke tempat pembuangan dan menekan dampak untuk lingkungan dengan mengubahnya menjadi sesuatu yang bernilai.
Librian juga menjelaskan bahwa transparansi dan pelaporan hasil yang dicapai merupakan kunci untuk membangun kesadartahuan masyarakat terhadap upaya yang dilakukan perusahaan.
“Kami melaporkan setiap perkembangan dari komitmen keberlanjutan kami kepada mitra-mitra kami melalui laporan tahunan, yang berbasis standar laporan Global Reporting Initiatives," kata Librian.
"Platform lain seperti Sustainability Dashboard membuat kami bisa memberikan laporan detail dalam perkembangan Kebijakan Konservasi Hutan, dan juga menjembatani mitra-mitra kami untuk bisa memberikan masukan dalam pelaksanaannya," dia menambahkan.
Dengan berbagi setiap kemajuan yang dicapai ini, Librian mengatakan pihaknya membuka kesempatan kepada semua mitra untuk mengukur upaya yang sudah dilakukan dengan parameter lain, dan menggabungkan elemen yang relevan.
"Dengan cara ini kami yakin akan secara signifikan meningkatkan kemampuan kami untuk meraih target kami. Meningkatnya integrasi ekonomi di Masyarakat Ekonomi ASEAN memberikan kesempatan kepada sektor bisnis untuk mengolaborasikan praktek-praktek terbaik: tidak hannya dalam konteks bagaimana sebuah proyek didesain namun juga bagaimana kami melaporkan perkembangan kemajuan kami.”