Pengembang Properti Siapkan Produk Serap Dana Repatriasi
"Karena kebijakan ini investor jadi punya keberanian berinvestasi, kami harapkan properti menjadi pilihan investor nantinya."
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengembang properti, PT Intiland Developmen Tbk (DILD) menyambut positif adanya program pengampunan pajak dengan menyiapkan berbagai produk sebagai upaya menyerap dana repatriasi.
Direktur Pengelola Modal dan Investasi DILD Archid Notopradono mengatakan, adanya program pengampunan pajak maka berdampak baik terhadap bisnis properti ke depannya, sebab para wajib pajak yang mengikuti pengampunan dapat masuk ke properti sebagai pilihan berinvestasi.
"Karena kebijakan ini investor jadi punya keberanian berinvestasi, kami harapkan properti menjadi pilihan investor nantinya," tutur Archid, Jakarta, Kamis (28/7/2016).
Menurut Archid, perseroan telah menyiapkan berbagai macam strategi, mulai dari perencanaan pembangunan properti, penjualan hingga memberikan diskon khusus sebagai daya tarik investor.
"Semua produk sudah kami siapkan dalam rangka mendukung kebijakan tax amnesti. Nantinya, tinggal terserah investor yang memilih sendiri produk - produk properti kami," tuturnya.
Sebelumnya, Indonesia Property Watch (IPW) melihat kebijakan amnesti pajak yang dijalankan pemerintah, dapat membawa dampak positif terhadap industri properti.
Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda mengatakan, tax amnesty diperkirakan akan mendorong transaksi properti dari dana-dana yang saat ini terbilang menganggur, terlebih pajak yang relatif kecil membuat dampak psikologis yang kuat bagi pasar membeli properti, khususnya menengah atas.
"Potensi dana repatriasi tax amnesty yang diperkirakan mencapai Rp 1.000 triliun, sebesar 60 persen mengincar properti," kata Ali.
Dana properti tersebut, kata Ali, akan masuk melalui perbankan ataupun pembelian langsung properti, sehingga pembelian langsung tersebut memberikan penambahan kapitalisasi pasar properti mencapai Rp 180 triliun.
"Ini merupakan nilai yang sangat besar sehingga perkiraan total kapitalisasi pasar menjadi sebesar Rp 380 triliun," tutur Ali.