Aksis Teror Bikin Tarif Tiket Pesawat Turun
"Tahun ini harga tiket pesawat turun drastis pada periode Mei-Juni."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Aksi terorisme yang melanda banyak negara menyebabkan bisnis pariwisata kian terpuruk. Ini membuat pertumbuhan ekonomi dunia semakin sulit pulih cepat.
Dampak lain dari penurunan bisnis pariwisata adalah lesunya bisnis penerbangan dunia.
Sebagai gambaran besar, merujuk data World Travel & Tourism Council, pada tahun 2015 industri pariwisata menyumbang US$ 7,2 triliun bagi pertumbuhan ekonomi dunia.
Angka tersebut merupakan hasil kerja keras pelaku industri pariwisata tahun 2015 yang melibatkan setidaknya 284 juta orang pekerja.
Sebagai gambaran, aktivitas warga Amerika Serikat (AS) melancong mungkin bisa dijadikan rujukan lesunya bisnis pariwisata.
Sebanyak 73,4 juta penduduk Amerika Serikat (AS) di tahun 2015 melakukan perjalanan wisata.
Jumlah ini meningkat 8% dari tahun sebelumnya. Namun kini kondisinya bakal jauh berbeda.
Seperti diberitakan CNBC, Senin (8/8), pada beberapa pekan terakhir saja, Departemen Luar Negeri AS telah mengeluarkan peringatan perjalanan (travel warnings) bagi warga negaranya ke wilayah Turki dan Eropa.
Hal ini dilakukan seiring berkembangnya risiko geopolitik disejumlah kawasan tersebut.
Allianz Global Assistance dalam perhitungan vacation confidance index menyebutkan, seperempat dari warga AS akan membatalkan rencana perjalanan pariwisata.
"Perjalanan wisatawan AS ke Brussels dan Istanbul turun tajam," tutur Daniel Durazo, Jurubicara Allianz Global Assistance seperti diberitakan CNBC.
Kondisi ini mengakibatkan harga tiket pesawat terbang dari AS ke wilayah Inggris dan Eropa menurun. "Tahun ini harga tiket pesawat turun drastis pada periode Mei-Juni," kata Patrick Surrey, Kepala Ilmuan dari Hopper.
Mau tidak mau, maskapai penerbangan pun akan memangkas tarif perjalanan demi tetap menarik minat calon konsumen.
Saat ini perjalanan tiket pesawat dari AS ke Inggris telah turun 35% menjadi sekitar US$ 667 per tiket.