TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat melakukan kerja sama di bidang perdagangan karbon dengan skema Mekanisme Kredit Bersama atau Join Crediting Mechanism (JCM).

Dalam skema ini, institusi Jepang dan Indonesia berinvestasi dalam kegiatan pembangunan rendah karbon di Indonesia melalui insentif dari Pemerintah Jepang.

Keberhasilan skema JCM di Indonesia tidak terlepas dari kerja sama beberapa pihak khususnya tujuh kementerian terkait yaitu Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Kementerian Perindustrian.

"Kerja sama ini adalah hasil kerja keras semua pihak yang terlibat mulai dari Pemerintah Jepang, tujuh kementerian di Indonesia, swasta, BUMN juga pemda", ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Senin (29/8/2016).

Menurut Darmin, selain kolaborasi unik antara hibah, investasi dan teknologi rendah karbon yang ditawarkan, skema JCM terbukti menguntungkan pelaku usaha di Indonesia.

Kerja sama ini tidak hanya berfokus pada pengurangan emisi karbon namun juga dalam bentuk pendanaan iklim, investasi serta trasnfer teknologi.

"Satu yang paling penting, kerja sama ini telah mendorong keterlibatan sektor swasta dalam upaya untuk mengurangi emisi", tambah Darmin.

Selama 3 tahun berlangsungnya kerja sama bilateral, skema JCM berhasil menyalurkan lebih dari 37 juta dollar AS subsidi kepada pihak swasta Indonesia.

Kontribusi pihak swasta Indonesia dalam skema ini mencapai 113 juta dollar AS, sehingga total nilai investasi dalam skema JCM mencapai lebih dari 150 juta dollar AS.

Sampai saat ini skema JCM di Indonesia telah diimpelmentasikan dengan menyediakan pendanaan penuh 108 studi kelayakan dan pendanaan sebagian untuk 28 proyek implementasi.