800 Pengusaha Jateng Ikuti Program Tax Amnesty
"Jadi sebenarnya program ini hak wajib pajak, bukan kewajiban. Ini kesempatan baik karena pemerintah bisa mengampuni pajak yang dahulu belum dibayar."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN- Sedikitnya 800 orang wajib pajak (WP) di Jawa Tengah telah memanfaatkan program pengampunan pajak atau tax amnesty sejak program itu diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo per Juli lalu.
Menurut Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Tengah I, Awan Nurmawan Nuh, jumlah tersebut menunjukkan keberhasilan sosialisasi program ini.
"Acara ini juga bagian kecil saja yang sudah kami lakukan. Sosialisasi seperti ini penting, supaya masyarakat paham," kata Awan, di sela "Gathering Tax Amnesty" di Ungaran, Rabu (31/8/2016).
Awan mengatakan, wajib pajak yang memanfaatkan amnesti pajak ini sebagian besar didominasi wajib pajak besar. Menurut dia, kesempatan sosialisasi semestinya dimanfaatkan oleh wajib pajak untuk aktif mengejar petugas pajak.
Sebab tugas utama petugas pajak adalah memberikan pelayanan dan memfasilitasi wajib pajak yang akan melaksanakan kewajibannya.
"Jadi sebenarnya program ini hak wajib pajak, bukan kewajiban. Ini kesempatan baik karena pemerintah bisa mengampuni pajak yang dahulu belum dibayar," imbuhnya.
Sementara itu Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Salatiga, Toto Hendiarto mengungkapkan, pada 2016 ini pihaknya ditarget bisa menghimpun pajak sebesar Rp 943 miliar. "Saat ini target sudah berjalan 39,76 persen," kata Toto.
Bupati Semarang Mundjirin dalam sambutannya di acara tersebut mengajak para wajib pajak untuk memanfaatkan program ini. Dia juga mengkritik kebiasaan sebagian pengusaha yang memarkir hartanya diluar negeri, lantaran akan menguntungkan negara lain.
"Sudah saatnya warga Negara Indonesia membangun bangsanya sendiri bukan membangun di negara luar. Karakter masyarakat, memang senang menyimpan barang tetapi tidak dilaporkan," kata Mundjirin.
Pihaknya optimistis apabila program pengampunan pajak ini berjalan, tidak hanya sekadar dana dari luar negeri saja yang terkumpul, melainkan juga dana dari dalam negeri. "Jangan ada pro dan kontra, ini salah satu program yang bagus," imbuhnya.
Penulis: Syahrul Munir