TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA–Go-Jek menghadirkan layanan Go-Pay, sebuah layanan keuangan berbasis non-tunai itu pun menargetkan sektor pekerjaan informal dan usaha kecil menengah (UKM).

Layanan ini dihadirkan untuk mendukung program inklusi keuangan di Indonesia dan cashless society yang digalakkan Pemerintah.

CEO Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim mengatakan, Go-Pay diharapkan bisa  membantu membuka akses para pekerja di sektor informal terhadap layanan jasa keuangan, termasuk bank dan lembaga pembiayaan mikro.

 “Go-Jek menjadi akses penghubung antara para financial players dengan masyarakat yang selama ini tidak tersentuh oleh layanan keuangan,” kata Nadiem dalam keterangan persnya kepada Tribun, Kamis (1/9/2016).

Strategi ini juga diharapkan akan mampu meningkatkan taraf hidup pekerja di sektor informal dan UKM yang selama ini memang belum memiliki akses terhadap sektor keuangan.

Menurut Nadiem, keberadaan Go-Pau akan mempermudah transaksi masyarakat karena merupakan sistem yang transparan, mudah dan murah.

Melalui layanan ini, tingkat literasi keuangan di Indonesia juga meningkat karena akan menarik para pekerja sektor informal dan UKM untuk lebih berhubungan dengan lembaga keuangan formal.

“Misi Go-Pay untuk memberdayakan sektor informal. Kami membantu para pelaku di sektor informal untuk masuk ke dunia profesional sehingga mereka bisa berhubungan langsung dengan konsumen yang lebih besar. Jadi peluang mereka untuk berkembang jadi semakin terbuka luas,” kata Nadiem.

Melalui layanan pesan antar makanan Go-Foog, para pemilik warung kecil itu bisa dengan mudah diakses masyarakat.

Layanan Go-Pay membuat transaksi menjadi lebih mudah karena tidak memerlukan transaksi tatap muka.

Bagi para mitra driver Go-Jek, layanan Go-Pay juga meningkatkan kualitas hidup mereka karena layanan ini menyerupai dompet digital lebih memudahkan mereka dalam menyimpan uang.