1.100 Lebih Mahasiswa Ikuti Kompetisi Solusi Kota Pintar
Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi di berbagai kota di Indonesia, termasuk dari Kawasan Timur Indonesia
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Minat kalangan mahasiswa untuk ikut berpartisipasi menciptakan solusi digital atas masalah di lingkungan terdekatnya ternyata begitu tinggi. Hal ini terlihat dari begitu banyaknya proposal yang masuk untuk mengikuti kompetisi "Digital Leaders” dengan tema “Smart Digitizing Your City” yang diselenggarakan oleh PT XL Axiata Tbk (XL). Saat ini sudah terpilih 100 solusi digital untuk maju ketahap berikutnya.
Vice President Corporate Communications XL, Turina Farouk mengatakan, besarnya minat mahasiswa ini sangat membanggakan. Ini berarti mereka masih memiliki kepekaan sosial dan peduli terhadap kondisi yang ada di masyarakat sekitar mereka.
"Tingginya minat mahasiswa untuk mengikuti kompetisi Digital Leaders ini juga memberikan harapan, bahwa kita bisa berharap kalangan anak-anak muda masih bisa diandalkan sebagai agen perubahan untuk masa depan yang lebih baik. Mereka masih tetap bisa diharapkan untuk melahirkan ide-ide cemerlang untuk kemudian diwujudkan agar bisa dinikmati dan bermanfaat bagi oleh masyarakat luas," ujarnya dalam rilis Selasa (6/9/2016).
Sejak dibuka pada 28 Maret 2016 lalu, masuk lebih dari 1.100 proposal inovasi dari mahasiswa. Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi di berbagai kota di Indonesia, termasuk dari Kawasan Timur Indonesia. Komposisi peserta terdiri dari sekitar 50% dari Jawa, 10% Kalimantan, 25% Sumatera, 5% Bali dan NTB, 2% Maluku dan NTT, serta 8% dari Sulawesi.
Kompetisi Digital Leaders ini dapat diikuti dengan dua kategori peserta, yaitu individual dan kelompok. Dari data peserta yang mendaftar, sekitar 700 peserta mengikuti kompetisi untuk kategori perorangan. Hingga saat ini, panitia seleksi telah memilih 100 proposal untuk masuk dalam tahapan seleksi berikutnya.
Ada 3 kategori yang dikompetisikan dalam kompetisi ini. Pertama, e-public service atau bagaimana meningkatkan layanan publik di kotanya secara digital. Kedua, e-governance yakni bagaimana birokrasi dilakukan dengan efektif lewat digitalisasi.
Ketiga, e-financial atau menggeliatkan sektor finansial dengan inovasi digital. Dari jumlah proposal inovasi yang masuk, sebagian besar atau 70 % peserta, berkompetisi dalam kategori e-public service, 20 % memilih kategori e-finance, dan 10% e-governance.
Turina menambahkan, proposal inovasi yang masuk ke panitia cukup kreatif dalam ide dan gagasan. Sebagai contoh, ada ide untuk mengintegrasikan seluruh sarana olahraga untuk memudahkan masyarakat untuk mendapatkan lapangan yang masih belum disewa.
Ada juga yang mendesain aplikasi agar mempermudah mengatur listrik dirumah secara real time. Gagasan lainnya yang menarik adalah bagaimana melalui aplikasi digital bisa membantu upaya memodernsasi pertanian, mempermudah pelaporan kejahatan ke polisi, dan juga ada yang ingin mengintegrasikan sistem transaksi kantin di suatu kawasan.