Pembangunan Bendungan Raknamo Lampaui Target
Pembangunan Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) melampaui target rencana yang ditetapkan.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) melampaui target rencana yang ditetapkan.
Saat ini, pembangunan fisik sudah mencapai 67,9 persen, tiga kali lipat dari rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya, yakni 22,52 persen.
Kepala Pusat Bendungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Imam Santoso mengatakan mestinya selesai akhir 2019. Tapi Kementerian PUPR akan mendorong untuk selesai di 2018.
"Sekarang saya mau coba dorong lagi (selesai) di 2017," ujarnya, Senin (19/9/2016).
Ia menyatakan target penyelesaian bendungan dibuat dalam kondisi pekerjaan normal. Namun saat ini pemerintah melakukan percepatan penyelesaian dengan menambah alat dan memberlakukan 2 shift kerja siang-malam selama 7 hari dalam seminggu.
"Ternyata, upaya ini membuahkan hasil, itulah yang mempercepat dari pekerjaan tersebut,” ungkapnya.
Selain menambah peralatan dan jam kerja, Imam mengaku cepatnya pembangunan Bendungan Raknamo juga disebabkan karena masyarakatnya yang menerima pembangunan tersebut.
"Mereka tidak keberatan dan mempersilakan alat berat untuk masuk wilayah tersebut. Kontraktor bisa leluasa bekerja siang dan malam. Kondisi lapangan Raknamo sangat bagus, karena kondisi lapangannya terbuka dan masyarakatnya juga welcome," kata Imam.
Keberadaan Bendungan Raknamo diharapkan bisa membantu menuntaskan permasalahan penyediaan air baku di Kabupaten Kupang dengan debit 100 liter per detik, pengembangan daerah irigasi bagi lahan 1.250 hektare di Kecamatan Naibonat, Desa Raknamo dan Desa Manusak, pengendalian banjir daerah hilir Kota Kupang, pengembang pariwisata, serta pembangkit listrik tenaga mikro mencapai 0,22 MW.
Bendungan Raknamo dirancang dengan kapasitas tampung 14,09 juta m3, luas genangan 147,3 hektar dan tinggi bendungan mencapai 36,2 meter serta panjang 438 meter.
Bertindak sebagai kontraktor pelaksana adalah PT Waskita Karya dengan nilai kontrak mencapai Rp 782 miliar.