Revitalisasi Kilang Balikpapan Diproyeksi Tuntas Kurang dari Tiga Tahun
Pertamina menargetkan bisa menuntaskan konstruksi proyek revitalisasi Kilang Balikpapan tahap pertama pada Juni 2019.
Editor: Sanusi
“Kalau kami harus bicara dengan mitra lain, akan kehilangan waktu satu tahun lagi. Disisi lain, harus ada yang kami selesaikan,” tegas dia.
Dirgo Purbo, pakar ketahanan energi dan pengajar geo ekonomi Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas), mengatakan langkah Pertamina mempercepat revitalisasi dan pembangunan kilang baru sangat strategis dalam upaya mengurangi ketergantungan impor BBM yang semakin meningkat seiring dengan pergerakkan ekonomi.
“Inilah salah satu jawaban agenda kepentingan nasional. Langkah ini sangat positif dalam upaya mempercepat untuk mengurangi impor BBM dan sekaligus menopang APBN yg tergerus devisanya,” ujar Dirgo.
Menurut dia, keputusan Pertamina untuk melakukan revitaliasi kilang Balikpapan tanpa menjalin kerja sama dengan mitra strategis juga sangat baik. Bahkan, jika perlu Pertamina menggunakan mata uang rupiah dalam setiap transaksi di proyek tersebut.
“Ini juga untuk antisipasi keuntungan yang akan diperoleh langsung kembali ke korporat dan tidak ada split keuntungan bagi pihak investor,” kata Dirgo.
Inas Nasrullah Zubir, Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Hanura, mengatakan setelah proyek RDMP tuntas, Pertamina diharapkan dapat memiliki daya saing tinggi di kawasan Asia Pasifik.
“Idealnya kilang tersebut benar-benar 100 persen milik Pertamina, seperti sekarang dan harus menjadi kebanggaan nasional,” tegas Inas.
Harry Poernomo, Anggota Komisi VII DPR lainnya dari Fraksi Gerindra, menyebutkan, meski margin keuntungan dari investasi kilang relatif kecil, kebutuhan BBM pasar domestik yang sangat besar membuat proyek revitalisasi dan pembangunan kilang baru menjadi sangat penting.
“Untuk meningkatkan keuntungan juga harus diintegrasikan dengan unit petrokimia,” tandas dia.