Indonesia Kekurangan Insinyur Hingga 120 Ribu Orang untuk Lima Tahun Mendatang
Dari data Persatuan Insinyur Indonesia (PII), diperkirakan Indonesia kekurangan tenaga insinyur mencapai 120.000 orang hingga lima tahun mendatang
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mencetak tenaga kerja konstruksi yang andal dan kompeten menjadi satu kebutuhan bagi Indonesia dalam menghadapi persaingan konstruksi di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) .
Untuk itu, perguruan tinggi diharapkan dapat menghasilkan tak hanya sarjana teknik namun juga profesi insinyur lebih banyak dan berkualitas.
Dari data Persatuan Insinyur Indonesia (PII), diperkirakan Indonesia kekurangan tenaga insinyur mencapai 120.000 orang hingga lima tahun mendatang (2015-2019).
Hal tersebut terjadi karena penambahan tenaga insinyur tidak dapat memenuhi kebutuhan.
"Para lulusan perguruan tinggi dengan kompetensinya dapat menjadi tuan di negerinya sendiri untuk membawa perubahan yang baik bagi Indonesia," ujar Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Yusid Toyib, Kamis (29/9/2016).
Selain insinyur yang mumpuni, Yusid ingin ektor konstruksi pun memerlukan para ahli di bidang lainnya yang saling berhubungan.
Dalam hal ini hukum kontrak, ekonomi pembangunan dan ahli-ahli lain dengan spesialisasi tertentu ingin dicetak lebih banyak lagi untuk dalam negeri.
"Para insinyur ini punya spesialisasi keahlian, serta para lulusan teknik nantinya dapat bekerja sesuai bidang kuliahnya, sehingga dapat memenuhi jumlah kebutuhan insinyur di Indonesia,” kata Yusid.
Pada 2017 diprediksikan kebutuhan tenaga insinyur mencapai 46.000 orang namun penambahan tenaga insinyur diperkirakan hanya mencapai 19.000 orang.
Sedangkan di 2018 kebutuhan mencapai 50.000 orang dan penambahan insinyur sebanyak 23.000, dan pada 2019 kebutuhan 34.000 insinyur tapi diperkirakan hanya dapat terpenuhi 25.000 insinyur.
Jumlah insinyur di Indonesia pun menjadi yang paling rendah dibandingkan di negara-negara ASEAN lainnya.
Di Indonesia, dari tiap satu juta penduduk hanya ada 3.038 insinyur, sementara di Singapura dari tiap satu juta penduduk ada 28.235 insinyur, di Malaysia ada 3.375 insinyur dari tiap satu juta penduduk.
Kemudian di Thailand dari tiap satu juta penduduk ada 4.121 insinyur, di Philipina ada 5.170 insinyur, di Vietnam ada 8.917 insinyur dan di Myanmar ada 3.844 insinyur dari tiap satu juta penduduk.
Saat ini Indonesia menargetkan 50.000 insinyur baru bersertifikat setiap tahunnya. Perguruan tinggi harus dapat mendukung kebutuhan tersebut, terutama yang menguasai bidang pengkajian dan penguasaan bidang terkait.