LRT Cawang Kerek Investasi Properti
Proyek-proyek properti dengan dukungan infrastruktur transportasi memiliki prospek yang cerah.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proyek-proyek properti dengan dukungan infrastruktur transportasi memiliki prospek yang cerah. Hal itu termasuk proyek yang dikembangkan di lintasan kereta api ringan (light rail transit) Jakarta.
“Kehadiran light rail transit membantu pengembangaan proyek properti. Infrastruktur transportasi menolong pertumbuhan pengembangan maupun investasi properti,” tutur Director Head of Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus, di Jakarta.
Proyek properti yang berada di sekitar lintasan awal hingga akhir LRT akan dapat lebih berkembang. “Apalagi pembangunan LRT progress-nya lebih cepat,” imbuhnya.
Anton menambahkan pembangunan infrastruktur akan mengerek harga lahan dan properti. Keberadaan infrastruktur seperti LRT akan mendorong terbukanya aksesibilitas dan mendorong kenaikan harga tanah dan properti, rata-rata bisa 15-20 persen per tahun untuk jangka panjang.
Sementara itu, Menurut Direktur PT Adhi Karya Tbk, Pundjung Setya Brata, pembangunan LRT hingga kini masih sesuai dengan jadwal.
Dalam melakukan percepatan pembangunan proyek angkutan umum massal itu Adhi Karya terus berkoordinasi dengan PT Jasa Marga Tbk. Tujuannya agar para pengguna jalan tol tidak terganggu mengingat proyek LRT berada di sisi jalan tol.
“Perkembangan pembangunan tiga lintasan LRT kini sudah mencapai 10 persen. Kami optimistis dapat mencapai target,” urai Pundjung.
Pada tahap pertama, Adhi Karya membangun tiga lintasan (trase). Pertama, Koridor Cawang – Cibubur sepanjang 14,3 kilometer. Kedua, koridor Cawang - Bekasi Timur sepanjang 18,3 KM dimana penumpang dapat berangkat dari stasiun Cawang, Halim, Jatibening, Cikunir, Bekasi Barat, Bekasi Timur. Koridor Ketiga Cawang - Dukuh Atas (10,5 KM)
Pada tahap dua Adhi Karya membangun tiga koridor sepanjang 41,5 km, yaitu lintasan layanan Bogor – Cibubur dan Dukuh Atas – Senayan, dan Palmerah – Grogol.
“Khusus untuk lintasan Cawang-Cibubur perkembangannya hingga pertengahan September 2016 sudah lebih dari 10 persen,” tambahnya.
Ketiga lintasan itu ditargetkan beroperasi penuh pada 2019. “Pembangunannya dilakukan serentak dan diharapkan beroperasi secara serentak pula” urai Pundjung.
Pembangunan LRT merupakan bentuk upaya pemerintah dalam mengurangi kemacetan lalu lintas di wilayah Jabodetabek dan diatur dalam Peraturan Presiden (PP) Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Kereta Api Ringan Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
Cawang Menggeliat
Stasiun LRT Cawang yang berada di jalan MT Haryono Jakarta Timur menjadi titik awal ketiga trase LRT yang berangkat dari Jakarta menuju Dukuh Atas, Bekasi maupun Cibubur. Potensi properti di sekitar area awal hingga akhir perjalanan LRT kian menjanjikan.
Keberadaaan Stasiun LRT Cawang yang berdekatan dengan stasiun Cawang, nantinya melengkapi infrastruktur transportasi yang sudah ada seperti busway koridor 9 dan Tol Dalam Kota MT Haryono - Gatot Subroto yang melintang tepat di stasiun ini. Aksesnya, strategis untuk menghubungkan Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Aksesibilitas yang mengarah dari Cikampek dan Bekasi masih berkumpul di daerah Cawang dengan bukaan tol di sana. Terlebih, saat ini juga dibangun tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu.
Banyak aktivitas permukiman dan bisnis akan tumbuh di sekitar kawasan awal, stasiun pemberhentian hingga di akhir angkutan massal itu. Banyak aktivitas komersial dan sosial yang didorong untuk berkonsolidasi dalam bangunan vertikal di sekitar stasiun.
Nio Yantony, Direktur Utama PT Pikko Land Development Tbk mengatakan, dengan adanya pengembangan LRT di stasiun Cawang, transportasi sekitar Jakarta dipastikan lebih nyaman.
Sebagai titik awal perjalanan ketiga trase LRT di Jakarta, aktivitas ekonomi di sekitar Cawang dipastikan meningkat sekaligus jadi sentimen positif bagi industri dan pertumbuhan investasi properti.
Dia menambahkan sebelum proyek LRT Cawang mulai dioperasikan pada akhir 2017, para pemilik unit apartemen di menara The Green Signature telah dapat menempatinya mulai Juni 2017. Sedangkan unit menara The Light mulai diserahkan pada Desember 2016.
Konsep one stop living yang diusung Signature Park Grande yang mendapat akses LRT, kian representatif sebagai hunian masyarakat perkotaan karena lokasinya strategis dan ‘dekat kemana-mana’ (mobilitas) seperti pusat perkantoran, pendidikan, kesehatan dan hiburan.
“Hunian Signature Park Grande yang berada di daerah sekitar titik awal perjalanan LRT Cawang merupakan peluang yang menjanjikan bagi enduser maupun investor properti” kata Nio Yantony.
Apartemen Signature Park Grande merupakan kawasan pengembangan terintegrasi yang terdiri dengan dua menara yaitu The Light (19 lantai) dan Green Signature (20 lantai) dengan total 2.500 unit bersertifikat strata title. Setiap menara memiliki tiga tipe unit kamar (1 BR, 2 BR dan 3 BR) dan dipasarkan dengan harga kompetitif mulai Rp 700 jutaan hingga Rp 1,6 miliaran sesuai dengan komposisi kamar per unitnya.
Di lahan seluas 4,4 hektare ini, PT KSO Fortuna Indonesia, konsorsium anak usaha PT Pikko Land Development Tbk dengan PJM Group, juga mengembangkan Pusat bisnis dan komersial 3 lantai seperti restoran Alfresco serta lifestyle center yang dilengkapi berbagai fasilitas berkelas dan lansekap hijau. Dipasarkan pada kisaran harga Rp 3,3 hingga Rp 6,7 milliar untuk luas 44 sampai 90 meter persegi.
Anton menambahkan pembangunan infrastruktur akan mengerek harga lahan dan properti. Keberadaan infrastruktur seperti LRT akan mendorong terbukanya aksesibilitas dan mendorong kenaikan harga tanah dan properti, rata-rata bisa 15-20 persen per tahun untuk jangka panjang.