Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pasar Saham dan Bath Thailand Terguncang

Penurunan kinerja sektor keuangan Thailand disebut sebagai penurunan kinerja yang memimpin di Asia.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pasar Saham dan Bath Thailand Terguncang
bangkokcondofinder.com
Papan indikator saham di The Stock Exchange of Thailand 

TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK-  Menurunnya kesehatan raja Thailand turut berdampak pada kinerja sektor keuangan Thailand. Hal ini tercermin dari susutnya nilai saham dan mata uang Thailand.

Kekhawatiran atas kesehatan raja Thailand serta prospek suku bunga Amerika Serikat yang diperkirakan bakal naik melemahkan mata uang bath.

Dalam acuan saham Bloomberg, tercatat mata uang bath jatuh 1% terhadap dollar setelah sebelumnya telah lebih dulu turun 1,5%.

Sementara indeks Thailand atau SET Index telah mundur sebanyak 6,9%, sebelum penutupan lebih rendah 2,5%. Sedangkan saham juga merosot 6,5% pada pekan ini.

Data menunjukkan, dana asing menarik $ 426 juta dari obligasi pemerintah Thailand dalam dua hari pertama minggu itu.

Penurunan kinerja sektor keuangan Thailand disebut sebagai penurunan kinerja yang memimpin di Asia.

Setiap harinya, indeks saham Thailand dan mata uangnya terus jatuh. Setelah istana kerajaan mengatakan pada Minggu (10/10) bahwa kondisi kondisi Raja Bhumibol Adulyadej tidak stabil.

Berita Rekomendasi

Sebagaimana diketahui, kesehatan raja berusia 88 tahun ini diawasi ketat. Raja Bhumibol Adulyade amat dihormati oleh banyak kalangan atas kehadirannya yang dinilai sebagai pemersatu selama pemerintahan tujuh dekade.

Kepala Strategis Asia Skandinaviska Enskilda Banken AB di Singapura, Sean Yokota mengatakan, pergerakan bath terjadi karena faktor kesehatan raja. Ia mengatakan bahwa stabilitas politik berasal dari raja yang telah menjadi penyangga rekonsiliasi partai-partai besar.

Merembet ke pasar saham

Pasar saham Thailand tengah menghadapi saat-saat yang menantang dengan lonjakan volatilitas keuangan. Namun Kesara Manchusree, Presiden Bursa Efek Thailand mengatakan fundamental dari laba emiten ekonomi Thailand tetap kuat, di tengah masih keprihatinan atas faktor domestik dan luar negeri,

Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-Ocha kembali ke Bangkok pada Rabu untuk menyambut Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn, yang kembali ke negara itu. Hal ini diinformasikan Vilas Arunsri, sekretaris jenderal kepada perdana menteri.

Perdana menteri belum akan membuat pengumuman sore ini terkait pengganti raja yang bertahta. Seperti rumor yang diharapkan banyak orang.

Mata uang Thailand diperdagangkan sebesar 35,719 terhadap dollar menuju hari kedelapan kerugian sejak Juli 2015. Kemudian turun 35,902 terendah sejak 26 Januari dan turun 2,4% pada pekan ini.

Sementara yield obligasi negara dalam 10 tahun naik empat basis poin menjadi 2,34% tertinggi sejak Januari. Kemudian, kontrak berjangka menunjukkan peluang kenaikan harga 68% dari akhir bulan lalu sebesar 59%.

Hal ini terpengaruh karena kenaikan suku bunga Federal Reserve yang diumumkan pada Desember mendatang. Sementara pada September nanti, The Fed akan mengeluarkan petunjuk pada prospek tingkat AS.

"Kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga AS dan kekuatan dolar akan terus berlanjut dan pergerakan dana asing mengalir," kata Koraphat Vorachet, investment straegist di Capital Nomura Securities Pcl di Bangkok.

Reporter: Mona Tobing

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas