Dijajaki, Peluang Angkutan Truk Lintas Negara ASEAN
"Bisnis ini sangat fragmented, dikelola keluarga dan umumnya usahanya berskala kecil dan menengah"
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Indonesia Transport, Supply Chain & Logistics (ITSCL) 2016, sebuah kegiatan pameran bisnis yang didedikasikan secara khusus bagi para penyedia produk dan jasa transportasi serta logistik, baru saja digelar selama tiga hari di JIExpo Kemayoran, Jakarta, 19-21 Oktober 2016.
Di sela penyelenggaraan event ini, digelar pula Asean Truck Conference, sebuah seminar menarik yang menghadirkan pengusaha angkutan truk dan asosiasinya dari 8 negara ASEAN, sekaligus menjadi event pertemuan pertama Asosiasi Pengusaha Angkutan Truk ASEAN atau ASEAN Truck Federation (ATF).
Event seminar setengah ini menjadi menarik karena membedah tantangan dan peluang bisnis angkutan truk lintas negara ASEAN.
Seminar yang digelar Indonesia Truckers Club dan Truck Magz ini antara lain menghadirkan pembicara utama, Ketua Umum ASEAN Truck Federation (ATF) Sunyawit Sethapokin dari Thailand.
Faktanya, praktik angkutan truk lintas negara ASEAN selama ini sudah berlangsung, meski belum masif, terutama angkutan truk lintas negara-negara anggota ASEAN di wilayah daratan Indochina, seperti antara pengusaha angkutan truk di Laos, Vietnam, Cambodia dan Thailand serta Malaysia.
"Angkutan truk lintas negara dimungkinkan ditingkatkan lagi seiring dengan ditandatanganinya perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN," kata Sunyawit.
Perang harga
Sinyawit memaparkan secara detil tantangan dan hambatan di bisnis ini.
Seperti potret di Indonesia, pengusaha angkutan truk di ASEAN umumnya sangat terfragmentasi, dan bisnisnya dikelola keluarga. Karena itu, umumnya memiliki modal terbatas untuk mendukung ekspansi.
Kendala lainnya, persaingan bisnis diantara sesama pengusaha begitu tinggi. Ini mengakibatkan perang harga dan margin keuntungan yang didapat menjadi sangat tipis.
To Van Hiep, pembicara dari Vietnam Automobile Transport Association/Aosiasi Pengusaha Transportasi Darat Vietnam (VATA) mengatakan, tantangan lainnya membesarkan bisnis angkutan truk lintas negara ASEAN adalah rendahnya dukungan regulasi dari negara-negara yang dilintasi atau dituju.
Mr Sok dari Asosiasi Pengusaha Truk Cambodia (Cambodia Trucking Association) mengatakan, sejak lama pengusaha truk Cambodia melakukan pengiriman barang lintas negara.
"Pengusaha truk Cambodia memiliki rute tradisional angkutan truk lintas negara, ke Vietnam, Thailand, dan Laos," katanya.
Beradar data, dalam sehari ada 500 truk keluar masuk wilayah Cambodia.