Tugas Berat Menanti Jonan dan Archandra Hingga Akhir 2016
tugas pertama yang harus dijalankan Jonan bersama Arcandra yakni masalah hilirisasi di sektor minerba.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, dan mantan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, yang kini menjabat sebagai Wakil Menteri ESDM, mendapatkan delapan tugas atau tantangan yang harus dijalankannya hingga akhir 2016 ini.
Jonan, yang kini menjabat sebagai Menteri ESDM ini mengatakan, tugas pertama yang harus dijalankannya bersama Arcandra yakni masalah hilirisasi di sektor minerba.
Tugas kedua yakni, menyelesaikan revisi peraturan pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2010 tentang biaya oprasi yang dapat dikembalikan dan perlakuan perpajakan bagi industri hulu minyak dan gas bumi.
"Pertama, kita akan menyelesaikan masalah hilirisasi minerba. Kedua, menyelesaikan revisi PP 79 tahun 2010 terkait cost recovery," kata Jonan di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (26/10/2016).
Tugas ketiga yakni, menyelesaikan Blok Mahakam, Blok Masela, East Natuna yang telah menjadi prioritas sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tugas keempat, membuat mekanisme penerapan satu harga bahan bakar minyak (BBM) di seluruh penjuru Indonesia yang diharapkan bisa diterapkan pada Januari 2017.
Tugas kelima, terkait harga gas, pemerintah akan membuat mekanisme untuk membuat harga gas murah sampai ke end user.
"BBM satu harga Januari harus jalan, tentang pengelolaan harga gas supaya sampai di tangan konsumen bisa kompetitif dibanding negara ASEAN lainnya," tutur Jonan.
Tugas ketujuh sebut Jonan, menggenjot pembangunan-pembangunan kilang baru.
Dan tugas kedelapan, terkait megaproyek kelistrikan 35.000 megawatt (MW), pemerintah akan menggenjot perjanjian jual beli listrik (Power Purchasing Agreement/PPA) untuk mencapai elektrifikasi rasio yang ditargetkan mencapai 97 persen.(Iwan Supriyatna)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.