Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bisnis Pariwisata Lesu, Jungleland Bakal PHK Karyawan

Bisnis pariwisata tak selamanya bisa menghibur pengusahanya. Bisa jadi sebaliknya, bikin pusing tujuh keliling

Editor: Sanusi
zoom-in Bisnis Pariwisata Lesu, Jungleland Bakal PHK Karyawan
Arsip Jungleland
Wahana Hydrolift di Jungleland Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (5/3/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bisnis pariwisata tak selamanya bisa menghibur pengusahanya. Bisa jadi sebaliknya, bikin pusing tujuh keliling.

Dengan alasan kondisi ekonomi sedang lesu, pengelola tempat hiburan mulai melakukan efisiensi, termasuk melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK.

Salah satu perusahaan pengelola tempat hiburan yang melakukan PHK adalah JungleLand Theme Park.

Dengan alasan penurunan jumlah pengunjung, salah satu lini bisnis Bakrie Group yang berada di bawah naungan PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk tersebut melakukan efisiensi.

Qalam Gladi Mulianda, Marketing Communication Manager JungleLand Theme Park, menyatakan, jumlah pengunjung ke taman hiburan ini berkurang 5 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

"Hal tersebut berdampak kepada jumlah pendapatan yang merosot kurang lebih di angka yang sama," kata Qalam kepada KONTAN, Minggu (30/10).

Informasi yang diperoleh KONTAN, pengelola JungleLand Theme Park memangkas hampir separuh tenaga kerja, dari 600 pegawai menjadi 325 pegawai tahun ini. Benarkah?

BERITA TERKAIT

"Ada beberapa departemen yang dikurangi, dan juga karena over capacity pegawai," kata Qalam membenarkan informasi PHK tersebut.

Dengan PHK, manajemen Jungland Theme Park berharap bisa menggenjot kinerja dan laba. Selain PHK, manajemen JungleLand gencar merilis promo wahana permainan.

Diantara promo itu termasuk penurunan tarif bermain di wahana milik mereka.

Jika biasanya tarif Rp 165.000 per orang saat weekdays, bulan ini dipangkas menjadi Rp 99.000.

Jika saat weekend Rp 220.000, bulan ini tarif diturunkan menjadi Rp 125.000.

Kini, Qalam berharap, kinerja pendapatan perusahaan bisa naik di bulan November dan Desember. Ada banyak program yang dikebut, salah satunya program company gathering akhir tahun.

Namun, Qalam ragu pendapatan akhir tahun bisa menutup kekurangan bisnis perusahaan selama setahun.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas