Menteri Jonan: Panas Bumi Tak Ada yang Bisa Atur
Jonan menyebut dalam kontrak kerja, pengusaha menargetkan bisa memproduksi 100 megawatt dari sumber panas bumi.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengaku masalah yang harus dihadapi pengusaha panas bumi bukan pada biaya pembangunan pembangkit listrik. Hal yang dipusingkan Jonan adalah produksi geothermal yang tak bisa diprediksi seperti migas atau batubara.
"Tantangannya bukan biaya pembangunannya, tapi tantangannya ini kan panas bumi nggak ada yang bisa ngatur, Gusti Allah ini," ujar Jonan di kunjungan kerja PLTP Lahendong pekan lalu.
Jonan menyebut dalam kontrak kerja, pengusaha menargetkan bisa memproduksi 100 megawatt dari sumber panas bumi. Namun pada pelaksanaannya pengusaha tersebut kata Jonan bisa meleset dari target awal.
"Misalnya kontrak satu daerah 100 megawatt untuk pembangkit, ternyata setelah dieksploitasi kapasitasnya 70 megawatt," ungkap Jonan.
Mantan Menteri Perhubungan pun ingin segera menentukan feed in tarif hasil penjualan panas bumi untuk pembangkit listrik. Hal itu untuk mendapatkan patokan tarif dan mengurangi kerugian yang diderita pengusaha.
Mantan Direktur Utama PT KAI itu akan merampungkan Peraturan Menteri yang baru terkait feed in tarif dalam waktu satu bulan sebelum akhir 2016.
"Ini feed in tarif-nya sedang dibahas, mudah-mudahan sebulan jadi," papar Jonan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.