Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pengamat: Masuknya Arcandra Bisa Mengakselerasi Kinerja Pertamina

“Archandra adalah Wakil Menteri (ESDM), secara psikologis tidak mungkin hanya menjadi komisaris biasa, wakil komut itu yang cocok"

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pengamat: Masuknya Arcandra Bisa Mengakselerasi Kinerja Pertamina
KOMPAS IMAGES
Arcandra Tahar 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Keputusan Pemerintah menempatkan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar sebagai Wakil Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) yang baru diyakini akan mampu mendorong akselerasi bisnis Pertamina lebih bagus di masa datang.

Pengalaman internasional Arcandra Tahar di bisnis migas diyakini bisa mendorong kinerja BUMN ini lebih bagus lagi, terutama terkait kiprah Pertamina di bisnis minyak dan gas internasional.

Arcandra diangkat sebagai Wakil Komut Pertamina berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina yang dituangkan dalam salinan Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-254/MBU/11/2016, Senin (14/11/2016)pekan  lalu.

Posisinya menggantikan Edwin Hidayat Abdullah yang diturunkan sebagai anggota Komisaris Pertamina.

Edwin mengisi posisi Widhyawan Prawiraatmadja yang pada saat bersamaan diberhentikan sebagai Komisaris Pertamina.

“Saya kira ini pilihan profesional. Yakni menempatkan orang-orang yang punya kompetensi di bidangnya,” kata Ahmad Redi, Pengamat Hukum Sumber Daya Alam, akhir pekan lalu.

Redi menilai, sudah saatnya komunikasi pejabat tinggi di Pertamina dengan Kementerian ESDM diperbaiki.

Berita Rekomendasi

Dia menilai, komunikasi yang dilakukan selama ini lebih terfokus ke kementerian BUMN.

Masuknya Arcandra diharapkan bisa memperbaiki kelemahan tersebut.

“Archandra adalah Wakil Menteri (ESDM) rasanya secara psikologis tidak mungkin hanya menjadi komisaris biasa, wakil komut itu yang cocok,” kata Ahmad Redi.

Edwin diangkat menjadi Komisaris Pertamina berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor S-64/S.MBU/03/2016 tertanggal 29 Maret 2016. Selama menjabat, ia dinilai membuat kebijakan yang kurang pas dengan perusahaan yang diwakilinya.

Pengajar Fakultas Hukum Universitas Tarumanegara ini melihat Archandra adalah orang yang sangat paham di sekitar pengelolaan migas.

Kehadirannya di Pertamina diyakini bisa membawa perusahaan itu menjadi lebih baik, termasuk wacana pembelian PGE oleh PLN. Namun untuk mencapai ini Archandra harus menata Pertamina dengan kerja keras.

Dia berpendapat, Arcandra bisa membuat Pertamina lebih maju melalui beberapa langkah. Misalnya,  meningkatkan aksi korporasi serta pengembangan usaha di luar negeri, (terutama mengusahakan minyak di Timur Tengah).

Strategi lainnya adalah mencari ladang minyak baru di dalam negeri guna meningkatkan produksi perusahaan.

Selain itu, dia juga bisa menjadikan pertamina perusahaan yang modern menyamai perusahaan minyak di luar negeri seperti Exxon dan Petronas.

Sebelum terpilih menjadi Wakil Komisaris Utama Pertamina, Arcandra pernah menyampaikan pemikiran tentang pengembangan minyak dan gas bumi di wilayah sulit.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengaku hal itu sejalan dengan Pertamina. Untuk mengeksplorasi sumber migas di wilayah sulit memang membutuhkan teknologi seperti Enhanced Oil Recovery (EOR). Karena, saat ini era pencarian sumber migas di tempat mudah sudah berakhir.

Menurut Dwi, Pertamina akan memiliki pusat pengembangan teknologi terkait pengembangan energi, rencananya tahun depat pusat perkembangan teknologi tersebut terwujud.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas