Indonesia Franchise & SME Expo Waralaba Indonesia: Potensi Domestik Besar, Omzet Terus Meroket
Pameran “Indonesia Franchise & SME Expo” (IFSE) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Franchise Indonesia (AFI)
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pameran “Indonesia Franchise & SME Expo” (IFSE) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) dan didukung penuh oleh Kementerian Perdagangan Indonesia baru saja berakhir.
Kegiatan yang menghadirkan 220 merek waralaba dan 205 perusahaan ini sukses menarik calon-calon pengusaha baru yang akan ikut meramaikan industri waralaba nasional.
Yang menarik, tidak sedikit pengunjung yang tertarik untuk menjadi terwaralaba adalah kaum muda yang ingin mandiri.
“Kami senang melihat antusiasme pengunjung yang begitu besar untuk terjun dalam bisnis waralaba. Seperti disebutkan oleh Presiden saat membuka acara ini, potensi domestik bagi perkembangan waralaba masih sangat besar. Masih banyak daerah potensial yang bisa digarap para pemain waralaba untuk mengembangkan bisnis mereka,” ujar CEO AFI, Anang Sukandar.
Saat ini di Indonesia terdapat 698 waralaba dengan omzet yang terus meroket. Sebagai perbandingan, omzet industri waralaba pada tahun 2010 mencapai Rp114 triliun, dan pada tahun 2012 nilainya melonjak menjadi Rp 240 Triliun.
Saat ini, omzet industri waralaba telah mencapai Rp 172 Triliun. Tingginya nilai perputaran uang di industri ini menjadi gambaran betapa besarnya daya tarik industri waralaba dalam membantu perekonomian pelaku waralaba sekaligus membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Saat ini industri waralaba di Indonesia tumbuh sekitar 12 – 16 persen per tahun dan terus menunjukkan perkembangan positif dari tahun ke tahun.
AFI berkomitmen untuk terus membantu pengusaha waralaba baru dan terus mendukung pertumbuhan industri waralaba nasional.
Selain itu, AFI juga mendorong para pelaku untuk tidak hanya menyasar pasar dalam negeri tetapi juga pasar internasional.
“Saat ini beberapa pelaku waralaba kita sudah mampu menembus pasar internasional seperti Es Teler 77, Kebab Turki Baba Rafi, Alfamart, dan lain-lain. Ke depan, kita akan usahakan semakin banyak pemain waralaba Indonesia yang membuka gerai di luar negeri,” jelas Anang.
Ia menambahkan bahwa untuk bisa sukses waralaba harus memiliki keunikan, kreativitas dan inovasi yang membedakannya dengan pemain lain. Hal ini akan membantu pemilik waralaba tersebut menarik terwaralaba baik di dalam maupun luar negeri.
Nilai-nilai keunikan dan inovasi ini menjadi penting agar usaha waralaba yang ada bisa terus berkembang. Manajemen dengan standar profesional juga menjadi bagian krusial bagi pertumbuhan usaha waralaba.
Untuk memberikan panduan kepada para pengusaha waralaba sekaligus standar operasi bagi industri waralaba, saat ini AFI dan pemerintah terus bekerja untuk menyempurnakan peta jalan pengembangan industri waralaba di Indonesia.
Standar yang jelas akan memudahkan pebisnis dan calon pebisnis waralaba untuk memahami industri waralaba termasuk dari sisi legalitas, risiko yang harus dihadapi, manfaat dan keuntungan dan lain-lain.
Dorong Terus Industri Waralaba
Peta jalan yang sedang disempurnakan diharapkan akan membantu AFI dalam menumbuhkan minat masyarakat untuk terjun dalam bisnis waralaba. Selama ini, AFI menilai minat masyarakat untuk menjadi pelaku bisnis waralaba cukup besar.
Sebagai catatan, selama tiga hari penyelenggaraan pameran IFSE, panitia mencatat pameran ini berhasil menarik 16.350 ribu pengunjung dengan nilai transaksi selama pameran mencapai Rp 407.410.270.270.
“Dari catatan di atas kita bisa melihat minat masyarakat sangat besar untuk mengetahui sekaligus ikut menjadi bagian dari industri waralaba. Kehadiran kebijakan yang positif tentu akan semakin membantu pertumbuhan industri ini ke depannya,” urai Anang.
Melihat antusiasme masyarakat, AFI juga berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan bisnis waralaba dengan menggelar pameran waralaba di Indonesia.
“Kami ingin semakin banyak masyarakat yang mengetahui seluk beluk waralaba dan menjadi pengusaha waralaba,” tandas Anang.