PT PLN Belanja Setrum dari Proyek Mini Hidro Bahtera Project
"Turbin air ini merupakan produk dalam negeri yang dihasilkan HITI, perusahaan yang dikembangkan oleh tiga orang alumni ITB"
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Bahtera Project dan PLN Distribusi Jawa Barat menandatangani MoU jual beli listrik dari projet mini hidro.
Penandatanganan MoU ini disaksikan sejumlah menteri di sela acara Indonesianisme Summit yang diselenggarakan Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (10/12).
Ismaryanto, Marketing Director Hidro Turbin Indonesia mengatakan, untuk memasok listrik ke PLN Distribusi Jawa Barat, Bahtera Project akan membangun pembangkit listrik mini hidro berkapasitas 2 x 2 megawatt di Garut, Jawa Barat.
Pembangunannya diproyeksikan rampung dalam jangka dua tahun.
“Projek mini hidro tersebut akan menggunakan turbin air yang diproduksi HITI (Hidro Turbin Indonesia). Turbin air ini merupakan produk dalam negeri yang dihasilkan HITI, perusahaan yang dikembangkan oleh tiga orang alumni ITB,” ujar Ismaryanto, alumni ITB tahun 1990 jurusan Teknik Mesin.
Ismaryanto mengatakan, penandatangan MoU pembelian listrik tersebut merupakan bentuk dukungan kongkrit terhadap pengembangan produk dalam negeri.
Hal ini sejalan dengan semangat Indonesianisme Summit yakni untuk mencintai produksi Indonesia dan spirit untuk menggalang sinergi dan membentuk jaringan industri antara pemerintah, BUMN, korporasi swasta dan tecnopreneur.
Kehadiran sejumlah menteri dalam acara MoU pembelian listrik di Indonesianisme Summit juga dapat menjadi 'branding' bahwa produk Indonesia pun memiliki daya saing kuat sehingga bisa bersaing dengan produk-produk sejenis dari luar negeri.
Sejumlah menteri yang menyaksikan penandatanganan MoU pembelian listrik adalah Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto; Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi; Menteri Pariwisata Arief Yahya; Wakil Menteri ESDM Arcandra Thahar dan Ketua IA-ITB Ridwan Djamaluddin.
Ismaryanto mengatakan, selama ini kebutuhan untuk proyek pembangkit listrik mini hidro banyak diimpor dari China, India dan negara-negara Eropa Timur. “Kami, alumni ITB tergerak untuk mengembangkan turbin air dan peralatan lainnya karena sebetulnya putera Indonesia sudah menguasai teknologinya, selain karena materialnya juga sudah tersedia di negara kita. Itu sebabnya kami mendirikan HITI dengan tujuan merebut pasar di Indonesia yang selama ini dikuasai produk-produk impor,”tambahnya.
Dikatakan, pembangkit mini hidro dengan kapasitas antara satu hingga 10 megawatt tersebut banyak dikembangkan oleh developer di daerah Garut, kawasan Danau Toba, Sulawesi dan Papua.
Sementara Ridwan Djamaluddin menyambut positif MoU pembelian listrik yang berasal dari pembangkit listrik mini hidro tersebut. “Kita harus membangkitkan marwah kita, para alumni ITB dalam bidang teknologi dan industri dengan mengambil alih dari pihak asing. Kita harus mengembangkan kemandirian dalam industri manufaktur dengan mengembangkan industri inti yang sesuai DNA Indonesia,”tambahnya.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan, sebenarnya Indonesia sudah memiliki industri yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi industri inti karena selama ini sektor-sektor itu sudah menjadi juara di pasar dalam negeri maupun ekspor seperti industri makanan dan minuman.
Sementara Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, sudah saatnya Indonesia sebagai bangsa yang besar dan memiliki pasar yang besar untuk menunjukkan keberpihakannya kepada industri dalam negeri. “Kami di Kementerian Perhubungan akan berupaya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada industri alat angkut di dalam negeri seperti PT INKA, PT PAL, PT DI untuk memanfaatkan peluang pasar yang ada,”tambahnya. ***
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.