Kemendes Berdayakan Ekonomi Pedesaan Lewat Pembentukan Usaha Bersama Komunitas
Strategi ini dijalankan melalui pembentukan usaha bersama, menggali potensi lokal atau komoditi produk ungulan yang ada di desa.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, KUTA BALI - Pemberdayaan ekonomi Usaha Bersama Komunitas (UBK) desa menjadi perhatian khusus Kementerian Desa Tertingal dan Transmigrasi (Kemendes) dalam pembangunan ekonomi berbasis masyarakat desa.
Strategi ini dijalankan melalui pembentukan usaha bersama, menggali potensi lokal atau komoditi produk ungulan yang ada di desa.
Progam UBK diharapkan bisa menumbukan kemandiriaan pendapatan warga dan mendorong pembangunan ekonomi pedesaan melalui produk-produk berkualitas yang dihasilkan.
Produk-produk karya UBK diharapkan daapat bersaing terhadap produk – produk impor dan menjadikan masyarakat pedesaan tidak hanya sebatas konsumen, tapi juga menjadi produsen.
Pembukaan program projek UBK 2016 Kemendes secara resmi berlangsung di Kuta, Bali, Rabu (14/12/2016) lalu dan dihadiri Johozua M.Yoltuwu, M.Si, MA, Direktur Jenderal Pembangunan Kemendes dan Dr.Faizul Ishom, S.si, M.Eng, Direktur Pembangunan Ekonomi Kawasaan Pedesaan, sebagai penangung jawab projek serta Ir. I ketut Lihadnyana.M.MA kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Balil (BPMPD) dan jajaran pejabat Kemendes.
Dr.Faizul Ishom, S.si, M.Eng mengungkapkan, UBK ini adalah pegenjawantahaan One vilagge one product, artinya beberapa daerah desa di provinsi Indonesia mempunyai beberapa produk ungulan sebagai badan usahaa milik desa.
"Ide ini muncul lewat usulan dari masyarakat desa, kita fasilitasi, materi manajement, modal dan peralatan produksi supaya produk yang dihasilkan dapat berkembang," ujarnya.
Bantuan program UBK diharapkan mampu memberikan mamfaat perubahaan secara nyata terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat desa, terutama yang berada di lokasi tepat sasaraan penerima bantuaan serta berkelanjutan dan menjadi pondasi pertumbuhaan ekonomi nasional.
Johozua M.Yoltuwu, M.Si, MA selaku Direktur Jenderal Pembangunan Kemendes menambahkan, dalam konteks pembangunan kawasan pedesaan, konsep ini disebut real agriculture yang mengarah kepada implementasi Nawacita.
"Dalam konteks Badan Usana Milik Desa Bersama, badan usaha milik desa yang basisnya di desa, ada kesepakatan antar wilayah di kawasaan pedesaan untuk mengembangkan produk program ungulan desa, sehingga bisa mendayagunakan potensi kawasan melalui kegiatan-kegiatan bersifat kolektif bersama masyarakat," ungkapnya.
Target program Kemendes, sampai Agustus 2019, Badan Usaha Milik Desa Bersama dapat memproduksi sendiri aneka kebutuhan masyarakat yang dipasarkan lewat dukungan 75 ribu outlet Desa Smart yang tersebar di seluruh indonesia.
Di acara pembukaan UBK di Kuta, Bali, ini ditampilkan pula Expo UBK yang menghadirkan produk – produk ungulan dari 47 perwakilan desa dari berbagai provinsi di Indonesia yang telah menerima bantuan program UBK dari Kemendes.