Harga Cabai Meroket, Komisi IV Minta Pemerintah Lakukan Intervensi Pasar
Viva menilai adanya kemungkinan ada praktek kartelisasi oleh kekuatan yang mampu mengontrol pasokan dan mengendalikan harga di pasar.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi meminta pemerintah melakukan intervensi terkait kenaikan harga cabai. Harga cabai menyentuh harga Rp120ribu per kilogram.
"Tujuannya untuk memberikan regulasi yang baik untuk menciptakan keseimbangan kepentingan produsen dan konsumen melalui ketersediaan, keterjangkauan, dan keamanan stok pangan melalui mekanisme yang lebih efisien dan efektif tanpa melahirkan birokratisasi baru yang rumit," kata Viva melalui pesan singkat, Minggu (8/1/2017).
Solusi lain untuk menurunkan harga cabai dengan mendekatkan jarak produsen dan konsumen melalui pembangunan sentra hortikultura yang memproduksi secara kontinu. Hal ini akan memutus panjangnya mata rantai distribusi sehingga harga bisa terjangkau oleh konsumen.
Viva juga meminta adanya pengembangan teknologi pascapanen modern yang dapat menjaga kesegaran produk hortikultura lebih lama lagi. "Karena cabai dan produk hortikultura lainnya tidak bertahan lama dan mudah rusak," kata Politikus PAN itu.
Viva menuturkan naiknya harga cabai merupakan bukti jika harga pangan diserahkan kepada mekanisme pasar seluruhnya maka akan terjadi instabilitas harga dan pasokan.
Harus ada peran dan intervensi pemerintah di pasar, sebab jika tidak maka kejadian fluktuatif seperti ini akan berulang terus-menerus dan berulang.
"Pemerintah sebaiknya melakukan intervensi dan terjun ke pasar untuk mencari sebab kenaikan harga cabai yang selalu berulang terus. Kenaikan harga pangan atau cabai dipastikan akan merugikan konsumen tetapi belum tentu menguntungkan petani cabai," jelas Viva.
Viva menuturkan kenaikan harga disebabkan tidak seimbangnya supply dan demand. Karena volume produksi dan pasokan cabai rendah atau terjadinya kenaikan permintaan maka harga menjadi naik.
"Jalur distribusi dan mata rantai pasokan dari produsen ke konsumen terlalu panjang sehingga inefisiensi dan menyebabkan ekonomi biaya tinggi," imbuh Viva.
Selain itu, Viva menilai adanya kemungkinan ada praktek kartelisasi oleh kekuatan yang mampu mengontrol pasokan dan mengendalikan harga di pasar.
Kalau benar ada kartel, kata Viva, pemerintah harus segera menangkap oknum kartel tersebut karena merugikan konsumen dan petani produsen.
"Manajemen pembangunan pertanian harus dilakukan secara komprehensif untuk mewujudkan Nawa Cita Presiden. Semestinya kita tidak mengulangi peristiwa yang selalu berulang-ulang seperti kenaikan harga cabai dan produk lainnya," ujar Viva.