Kementerian Pertanian Kembangkan Bibit Cabai Varietas TW
Muhammad Syakir menjelaskan saat ini sedang mengembangkan varietas yang dapat bertahan terhadap curah hujan yang tinggi, bernama TW.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga cabai merah kembali melonjak. Bahkan di sejumlah pasar harga cabai rawit menyentuh angka Rp 160 ribu per kilogramnya.
Meningkatnya harga cabai disebabkan oleh keadaan cuaca yang sedang tidak menentu serta curah hujan yang tinggi.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Balitbang Kementan), Muhammad Syakir menjelaskan saat ini sedang mengembangkan varietas yang dapat bertahan terhadap curah hujan yang tinggi, bernama TW.
"Kita kan ada varietas (TW) yang tahan atau adaptif terhadap curah hujan tinggi. Ini yang lagi kita perbanyak di seluruh provinsi," kata Muhammad Syakir, di Kantor Balitbang, Kementan, Jakarta Selatan, Rabu (8/2/2017).
Baca: Harga Cabai Rawit Kian Pedas, di Pasar Kramat Jati Rp 130 Ribu Per Kg
Varietas ini baru dikembangkan karena dulu lebih fokus kepada produk hibrida, tapi ternyata produk tersebut hanya mampu bertahan enam bulan dan tidak tahan dengan cuaca ekstrem.
"Karena dulu fokus yang dikembangkan untuk petani yang hibrida yang 6 bulan (umur tanam), tapi kalau fokus yang kita kembangkan ini yang sampai umur dua tahun," ungkap Muhammad Syakir.
Saat ini varietas TW pun sedang giat diperkenalkan kepada masyarakat ke seluruh Indonesia, karena varietas ini memungkinkan untuk ditanam di halaman rumah.
"Oleh karenanya, baru masif sekarang. Sekarang kan juga baru kerja sama antara Menteri Pertanian dengan Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia), PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), dan sebagainya. Juga beberapa daerah akan Kementan penuhi (varietas bibit TW) lewat Balitbang Kementan yang ada di setiap provinsi," kata Muhammad Syakir.