Smart Branch BTN untuk Generasi Milenial
Smart Branch mengusung perubahan pelayanan dari sekadar branch (cabang) menjadi store (gerai)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di usianya yang kini menginjak 67 tahun, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus membuat berbagai terobosan. Yang teranyar, bank spesialis penyalur kredit perumahan kepada masyarakat itu menambah sekitar 60 smart branch di seluruh Indonesia.
Smart Branch dibuat untuk menyasar nasabah angkatan usia kerja yang produktif. Karena nasabah yang disasar adalah generasi milienial yang melek teknologi, maka program digital banking menjadi sangat penting untuk menjemput para calon nasabah tersebut. "Dari sisi bisnis kami meningkatkan pelayanan perbankan dengan mengakselerasi teknologi digital, salah satunya dengan membuka kantor cabang pintar atau Smart Branch," kata Direktur Utama BTN, Maryono, saat peluncuran Smart Branch di Menara BTN, Jakarta, Kamis (9/2/2016).
Direktur BTN, Catur Budi Harto menjelaskan, Smart Branch mengusung perubahan pelayanan dari sekadar branch (cabang) menjadi store (gerai). Di dalam Smart Branch ini, nasabah atau masyarakat tidak hanya dilayani untuk mendapatkan rumah (house), melainkan kebutuhan yang berkaitan dengan isi rumah (home). "Jadi tidak hanya berhenti di rumah, tetapi seperti yang ada di kantor pusat BTN ini. Ada virtual reality yang memungkinkan orang berbelanja. Kemudian ada kios untuk orang mendapatkan financial services, bisa buka akun,” ujarnya.
Semua layanan yang ada di Smart Branch tidak seluruhnya merupakan produk BTN. BTN juga menggandeng beberapa merchant, termasuk para pengembang yang bisa memamerkan unit dagangan mereka. “Ada 30.000 developer yang masuk sistem,” kata Catur.
Dengan Smart Branch ini, Catur optimistis BTN akan mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Penggunaan teknologi digital akan membuat pelayanan lebih cepat dan mudah bagi nasabah. Sementara karyawan yang pekerjaannya sudah digantikan dengan teknologi, bisa memberikan pelayanan lainnya.
Program Smart Branch atau gerai digital sendiri sebenarnya sudah diujicoba sejak akhir 2015. Setelah melihat kesuksesan program ini, BTN pun berencana menambah sebanyak 60 Smart Branch lagi yang akan disebar di Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang, maupun kantor Cabang maupun kantor kas dalam dua tahun ke depan.
Dengan Smart Branch ini, BTN juga menargetkan jumlah nasabah mereka akan bertambah menjadi di atas 18 ribu nasabah dengan jumlah danan kelolaan di atas Rp 25 triliun, atau naik sekitar 80 persen dibanding tahun lalu. Karena itulah BTN tak segan-segan mengucurkan investasi hingga lebih dari Rp 50 miliar. Sementara untuk biaya operasional per tahunnya untuk satu Smart Branch adalah sekitar Rp 800 juta hingga Rp 2 miliar. “Dengan lebih efisien, maka biaya operasional kami lebih rendah 30 persen,” kata Catur.
Program Smart Branch BTN juga diharapkan mampu bersaing dengan layanan digital yang disediakan oleh bank-bank umum lainnya. "Smart Branch BTN ini akan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan yang terpenting memberikan pelayanan yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih mudah bagi nasabah," kata Maryono.
Di tempat yang sama Menteri BUMN Rini Soemarno berharap di usianya yang ke-67 pada Kamis (9/2/2016) kemarin, BTN bisa membantu pemerintah mengatasi persoalan kesenjangan ketersediaan rumah dengan kebutuhan rumah (backlog). ”Sekarang masih ada sekitar 13 juta rumah yang backlog , yang seharusnya bisa kita sediakan untuk masyarakat. Makanya, saya mendorong agar BTN lebih agresif untuk ini,” kata Rini.
Rini lantas meminta BTN meningkatkan produk KPR yang ditujukan untuk nasabah dengan penghasilan tidak tetap, di samping fasilitas KPR Mikro yang telah tersedia saat ini. Rini mengatakan, potensi bisnis KPR bagi pekerja yang tidak memilik pendapatan tetap sangat besar.
”Ada KPR (Kredit Pemilikan Rumah) mikro yang disediakan untuk masyarakat yang ingin beli rumah tapi tidak memiliki pendapatan tetap. Ini saya rasa penting sekali. Saya mendorong agar BTN lebih agresif dan mampu memberi pembiayaan kepada masyarakat yang mempunyai pendapatan tidak tetap," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.