Holding Perusahaan Tambang BUMN Ambisi Ambil Alih Saham Freeport
Budi Gunadi Sadikin, Staf Khusus Menteri BUMN menyatakan, holding pertambangan memiliki kemampuan finansial menyerap 51 persen saham Freeport
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian BUMN saat ini sedang menyiapkan pembentukan holding badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di sektor tambang.
Holding ini terdiri dari empat BUMN tambang dengan tugas awal mengelola 9,36 persen saham pemerintah di PT Freeport Indonesia.
Selanjutnya, holding ini bertugas mengambil 51 persen saham PT Freeport Indonesia.
Saat ini PT Indonesia Asahan Aluminium sebagai induk holding pertambangan sedang menunggu satu lagi Peraturan Pemerintah mengenai masing-masing transaksi.
Karena saham pemerintah di PT Timah Tbk, PT Antam Tbk dan PT Bukit Asam Tbk sebagai perusahaan terbuka membutuhkan syarat teknis. Sebelumnya sudah terbit PP No. 72/2016 tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara pada Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas.
Budi Gunadi Sadikin, Staf Khusus Menteri BUMN menyatakan, holding pertambangan memiliki kemampuan finansial menyerap 51 persen saham Freeport Indonesia.
"Dana carilah, itu tugas pemerintah. Dananya pinjam saja, kalau bisa, 75 : 25. Tapi kalau balance sheet (holding) digabung, kapasitas finansial ada," ujar Budi yang ditugasi Menteri ESDM Rini Soemarno mengawal pembentukan holding pertambangan, Kamis (23/2/2017).
Kendati demikian tidak mesti pemerintah menjadi pemilik penuh 51 persen saham Freeport. Tapi ada opsi lain melalui kerjasama joint venture.
Yang jelas, arah pembentukan holding pertambangan adalah memperkuat struktur permodalan dan kemampuan masing-masing anak usaha. Tujuannya agar mampu menguasai cadangan mineral di Indonesia.
Selain itu, tujuan pembentukan ini juga untuk mempercepat hilirisasi produk dan kandungan lokal, sehingga mampu memaksimalkan size ekonomi dari pertambangan. Selain juga membuat pamor perusahaan tambang Indonesia di skala global meningkat.
Untuk itu Budi bilang, tidak mungkin melakukan akuisisi Freeport Indonesia jika holding pertambangan belum terbentuk.
Maklum saja, kapasitas perusahaan yang mengakuisisi tidak boleh lebih kecil dibandingkan yang diakuisisi. "Untuk mencari cadangan mineral ada dua cara, akuisisi dan eksplorasi," kata dia.
Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM, belum mau bicara banyak soal siapa yang akan menadah divestasi 51% saham Freeport.
"Maaf ya, kami belum bisa membahas masalah Freeport," ungkap dia.
Reporter: Adinda Ade Mustami, Andy Dwijayanto, Handoyo