Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ternyata Cabai Rawit Impor dari India Disukai Orang Indonesia karena Rasanya Lebih Pedas

"Cabai rawit kering asal India lebih disukai masyarakat, karena rasanya jauh lebih pedas dibandingkan cabai rawit kering asal China."

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Ternyata Cabai Rawit Impor dari India Disukai Orang Indonesia karena Rasanya Lebih Pedas
Tribun Kaltim/Muhammad Arfan
Lapak pedagang cabai rawit di Pasar Induk Bulungan, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Rabu (11/1/2017). TRIBUN KALTIM/MUHAMMAD ARFAN 

TRIBUNNEWS.COM, BOJONEGORO -  Cabai rawit kering impor kini marak beredar di sejumlah pasar tradisional di berbagai wilayah.

Sejumlah pedagang di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan cabai rawit merah kering asal India lebih diminati konsumen karena rasanya lebih pedas dibandingkan cabai rawit kering asal China.

"Cabai rawit kering asal India lebih disukai masyarakat, karena rasanya jauh lebih pedas dibandingkan cabai rawit kering asal China," kata seorang pedagang di Pasar Kota Bojonegoro Wardiyati, Sabtu.

Bahkan, lanjut dia, banyak pembeli yang menolak membeli cabai rawit merah kering asal China, meskipun harganya lebih murah.

"Untuk tingkat penjualan bisa 10 banding 1 antara cabai rawit merah kering India dengan China," kata dia.

Oleh karena itu, menurut dia, pedagang di pasar setempat mencampur cabai rawit merah kering India dengan China sebagai usaha menurunkan harga, selain bisa menjual cabai rawit merah kering China.

"Cabai rawit merah kering asal India ciri-cirinya panjang dan bagus, sedangkan China lebih besar," ucap dia.

BERITA REKOMENDASI

Menurut dia, juga pedagang cabai di pasar setempat Tulus, pembeli cabai rawit kering asal India dan China kebanyakan pedagang makanan, karena harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan cabai rawit merah lokal.

"Cabai rawit asal India dan China juga banyak dijual di pasar tradisional seperti di Kecamatan Padangan dan Sumberrejo," ucapnya.

Para pedagang di sejumlah pasar tradisional, menurut dia, membeli dari pedagang besar untuk cabai rawit merah India Rp 50.000 per kilogram dan cabai rawit merah China Rp 40.000 per kilogram.

"Harga cabai rawit merah kering India dan China stabil baik di pedagang besar maupun pedagang kecil di pasar dalam dua bulan terakhir," kata Tulus.

Mengenai cara menjualnya, lanjut dia, pedagang di pasar setempat ada yang dengan cara memasukkan cabai ke dalam kantong plastik dengan harga mulai Rp 3.000, Rp 5.000, Rp 10.000 dan Rp 15.000.

Seorang pedagang asal Tuban, Yadi, mengaku mampu menjual cabai rawit kering asal India dan China kepada pedagang di pasar setempat sekitar 1 kwintal per hari sejak harga cabai rawit merah tinggi lebih dari sebulan lalu.

"Kalau saya bisa menjual cabai rawit kuning 1 ton per hari," kata Pasri, pedagang asal Tuban.

Menurut Pasri, cabai rawit kuning yang dijual itu hasil panenan dari sejumlah desa di Kecamatan Rengel, Tuban sejak sepekan lalu.

"Tapi di Tuban belum ada panen cabai rawit merah," ujarnya.

Di Pasar Kota Bojonegoro menyebutkan harga cabai rawit merah berkisar Rp 120.000-Rp 130.000 per kilogram, cabai merah lompong Rp 25.000 per kilogram, cabai lompong hijau Rp 15.000 per kilogram dan cabai tampar Rp 35.000 per kilogram.

Untuk cabai rawit kuning turun menjadi Rp 30.000 per kilogram, yang semula sempat mencapai Rp 60.000 per kilogram, sejak sepekan lalu.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas