Freeport Bertanggung Jawab Pulihkan Ekosistem dan Lingkungan Tambang di Papua yang Rusak
Siti Maimunah memaparkan ada lima sungai di Papua yang dialiri limbah hasil produksi Freeport yang menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air bersih.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) mengungkapkan sisi lain kegiatan tambang yang dikelola PT Freeport Indonesia (PTFI) di Papua.
Pegiat JATAM Siti Maimunah mengatakan, PTFI bertanggung jawab penuh memperbaiki ekosistem dan lingkungan yang rusak di area pertambangan mereka.
"Bicara Freeport itu bukan hanya bicara soal divestasi atau pendapatan yang kita peroleh dari Freeport. Tetapi banyak dampak yang dilahirkan dari pertambangan yang mereka lakukan selama ini. Semua komponen harus memperluas arena pembicaraan Freeport, juga bicara kerusakan lingkungan, pelanggaran HAM," ujar Siti Maimunah di Hotel Morrissey, Jakarta Pusat, Senin (27/2/2017).
Siti Maimunah memaparkan ada lima sungai di Papua yang dialiri limbah hasil produksi Freeport yang menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air bersih.
"Melalui data pemerintah disana, sekarang sudah ada lima sungai yang sudah rusak berat. Karena dialiri limbah hasil pengolahan freeport itu," papar Siti Maimunah.
Problem lainya adalah polusi yang ditimbulkan dari aktivitas pembakaran batubara.
"Belum lagi soal polusi hasil pembakaran batu bara. Jadi kalau bisa jangan ada lagi tawar menawar dengan Freeport. Kalau tidak mau ikut aturan, ya sudah diberhentikan saja," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.