Danamon Bukukan Laba Bersih Sebelum Pajak Rp 4,5 Triliun
"Manajemen Danamon sedang menerapkan strategi untuk memulihkan bisnis mikro, termasuk rasionalisasi jaringan."
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Danamon membukukan laba bersih sebelum pajak Rp 4,5 triliun sepanjang tahun buku 2016, atau naik 39 persen dari laba bersih sebelum pajak tahun sebelumnya.
Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan pada pendapatan non bunga, disiplin dalam pengelolaan pengeluaran operasional, serta penurunan biaya kredit.
Keterangan pers Abrahm Sihaloho, Head of External Affairs Bank Danamon kepada Tribunnews, Kamis (2/3/2017) menyebutkan, sepanjang 2016, kinerja perbankan mikro Danamaon masih tertekan. Tanpa memperhitungkan perbankan mikro, laba bersih sebelum pajak Danamon akan naik ke Rp 5,2 triliun.
"Manajemen Danamon sedang menerapkan strategi untuk memulihkan bisnis mikro, termasuk rasionalisasi jaringan, fokus pada collection dan peningkatan efisiensi," sebut Abrahm.
Di sisi lain, rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio) tercatat membaik, sebesar 48,8% di tahun 2016 dibandingkan 52,0% di tahun sebelumnya. Biaya operasional turun 4% menjadi Rp 8,6 triliun.
Biaya kredit tercatat pada Rp 4,4 triliun atau membaik 12% dibandingkan tahun sebelumnya.
Laba bersih setelah pajak (NPAT) Danamon tumbuh 12% menjadi Rp 2,7 triliun.
Danamon membukukan pertumbuhan dua digit pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM),
Wholesale, dan Mortgage Konsumer. Portofolio Wholesale, terdiri dari perbankan korporasi, komersial dan institusi keuangan, tumbuh 11% menjadi Rp 37,4 triliun. Kredit pada segmen UKM tumbuh 10% menjadi Rp 24,7 triliun.
Secara bersamaan, Mortgage Konsumer juga tumbuh 21% menjadi Rp 4,4 triliun.
Total portofolio kredit dan trade finance turun 2% menjadi Rp 127,3 triliun pada tahun 2016 dari Rp 129,5 triliun dari akhir 2015. Kredit kepada segmen mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) turun 30% menjadi Rp 10,2 triliun karena kompetisi dan permintaan yang menurun.
Pembiayaan Adira Finance turun sebesar 5% pada tahun 2016 menjadi Rp 44,4 triliun. Namun, produktivitas menunjukkan peningkatan. Pembiayaan Adira Finance tumbuh 2% pada kuartal keempat. Tren positif ini terjadi di tengah lemahnya penjualan di industri kendaraan baru untuk roda dua dan roda empat komersial, masing-masing turun 8% dan 29%.*