PT Telkom Tbk Andalkan Pendapatan dari Bisnis Digital
Infrastruktur 4G PT Telkom Tbk saat ini sudah terbangun di 162 kota seluruh Indonesia.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk masih akan jor-joran belanja tahun ini. Perusahaan yang yang familiar dengan sebutan Telkom itu, berencana mencuil 23%-25% pendapatan tahun lalu untuk dana belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun ini.
Sepanjang tahun 2016, Telkom membukukan pendapatan Rp 116,33 triliun. Dengan begitu, hitungan anggaran capex tahun ini sebesar Rp 26,76 triliun-Rp 29,08 triliun.
Alokasi tersebut kemungkinan bisa lebih besar lagi. Selain kas internal, Telkom memiliki dana siaga hasil penerbitan surat utang yang juga bisa mereka gunakan untuk kebutuhan ekspansi tahun ini.
Selebihnya, tak ada lagi opsi lain. "Tahun ini kami tidak punya rencana untuk meng-IPO-kan anak usaha karena pertimbangan kondisi ekonomi," ujar Alex Sinaga, Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, Jumat (10/6/2017).
Sebagai perbandingan, tahun lalu Telkom membelanjakan anggaran Rp 29,1 triliun. Capex tersebut habis untuk membangun infrastruktur penunjang bisnis seluler, broadband dan infrastruktur lain, jaringan backbone serat optik serta data center.
Adapun rencana penggunaan capex tahun 2017 juga tak jauh berbeda dengan tahun lalu. Hanya saja, Telkom menekankan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis digital. Salah satu agenda mereka adalah mengakuisisi beberapa perusahaan di kawasan Asia Pasifik yang bergerak di bidang digital.
Agenda lain, Telkom akan mengembangkan infrastruktur digital yang disebut Cyber Indihome, 3G, 4G dan 4,5G. Jaringan 4G saat ini sudah terbangun di 162 kota seluruh Indonesia.
Sebelumnya, manajemen Telkom mengatakan akan akan memperluas jangkauan layanan 3G dan 4G di tanah air. Tahun lalu, mereka menambah 25.744 base transceiver station (BTS).
Sedangkan pengembangan jaringan 2G sudah tak masuk daftar pekerjaan rumah Telkom namun jaringan ini tetap akan dipertahankan.
Lewat berbagai pengembangan infrastruktur digital, Telkom ingin jumlah subscriber Indihome tahun ini mencapai 2,9 juta.
Target itu 100% lebih besar ketimbang catatan akhir tahun lalu, yaitu 1,6 juta subcriber Indihome.
Sementara dalam wujud pendapatan, Telkom ingin mendorong pertumbuhan lewat bisnis digital sebesar 28% pada tahun ini.
"Secara Telkom konsolidasi tahun ini, porsi digital bisnis mencapai 51%," ungkap Alex.
Meski menomorsatukan bisnis digital, Telkom tetap mengelola bisnis voice alias telepon karena potensi pasar voice di dalam negeri terbuka lebar.