Tahun Ini Harga Rumah Diprediksi Naik Lebih Tinggi
Tahun lalu proyek Ciputra naik harga paling tinggi berada di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan Makassar.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Prospek industri properti residensial tahun ini diperkirakan akan lebih baik dari tahun sebelumnya.
Karena itu, sejumlah pengamat maupun pelaku bisnis properti memandang pertumbuhan harga rumah tahun 2017 ini akan lebih tinggi. Namun di kuartal I-2017 pertumbuhannya diprediksi masih akan melambat.
Berdasarkan survey Bank Indonesia (BI), harga rumah di kuartal I-2017 akan melambat.
Pertumbuhannya diperkirakan hanya mencapai 1,7% year on year (yoy). Ini melambat dibandingkan kuartal I 2016 yang tercatat tumbuh 2,38%.
Direktur Executif Indonesia Properti Watch (IPW), Ali Tranghanda mengatakan, tren harga rumah tahun ini bergerak positif.
Ini sebagai kompensasi perlambatan yang terjadi tahun 2016 yang hanya tumbuh rata-rata sekitar 1%-2%.
"Dari lima kota yang kita amati, rata-rata pertumbuhannya mencapai 3%-5% tahun ini," ujar Ali dikutip Kontan, Jumat (10/3/2017).
Menurutnya, pertumbuhan tertinggi akan terjadi di kota Jakarta dan sekitarnya serta Palembang. Pertumbuhan harga rumah di Bali dan Bandung akan relatif stagnan, sedangkan pertumbuhan terendah ada di Palembang.
Ciputra Grup juga memandang bahwa prospek industri properti terutama sektor hunian akan lebih baik tahun ini. Sebabnya, banyaknya kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan sektor tersebut seperti penurunan suku bunga dan pelonggaran LTV.
Harun Hajadi, Direktur Ciputra Grup mengatakan, tahun lalu proyek Ciputra naik harga paling tinggi berada di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan Makassar. Proyek di kota Yogyakarta dan Semarang menaglami pertumbuhan namun tidak setinggi keempat kota tadi. Sedangkan pertumbuhan terendah ada di kota-kota berbasis komoditas seperti Kalimantan.
Harun mengatakan, semua proyek hunian yang dikembangkan Ciputra akan mengalami kenaikan harga tahun ini baik di kota-kota besar maupun kota berbasis komoditas karena harga komditas sudah mengalami pertumbuhan.
"Masing-masing proyek punya target sendiri-sendiri. Namun dalam dua bulan pertama tahun ini, di ciputra harga sudah naik sekitar 3%," ungkap Harun.
Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk